Bisnis.com, JAKARTA - PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) mengaku tak khawatir dengan kehadiran Starlink milik Elon Musk. Selain keduanya memiliki pasar dan teknologi yang berbeda, untuk menguasai pasar Indonesia dinilai tidak mudah.
Senior Manager Marketing Consumer Biznet Adrianto Sulistyo mengatakan perseroan masih mengkaji dampak dari kehadiran Starlink. Namun, berdasarkan pengalaman perusahaan untuk menguasai pasar Indonesia bukanlah hal yang mudah.
Selain harus memberikan harga yang kompetitif, juga harus dapat menghadirkan internet yang stabil.
“Bahkan untuk kami yang sudah berusia 23 tahun ini, banyak sekali yang kami lakukan selama ini, khususnya di kota-kota besar atau di luar kota besar. Budaya di Kota Bandung misalnya, tidak sama dengan budaya di Kota Jakarta,” kata Andrianto, Selasa (3/10/2023).
Untuk diketahui, hingga kuartal III/2023 Biznet telah melayani sekitar 600.000 pelanggan ritel dan korporasi, jumlah tersebut meningkat cukup tinggi dibandingkan 2019 yang sebesar 400.000.
Biznet juga memiliki serat optik yang melewati 2,3 juta rumah (homepass) dan 85.000 gedung perkantoran.
Adrianto juga mengatakan setiap barang baru yang hadir di Indonesia, tidak serta merta diterima oleh masyarakat. Meskipun, barang baru tersebut menarik.
Adapun mengenai peluang kerja sama dengan Starlink, kata Adrianto, perusahaan masih mengkaji. Biznet melihat bahwa visi misi Starlink untuk memberikan layanan internet di seluruh Indonesia sejalan dengan visi perusahaan.
“Kami tidak bilang menutup, tetapi kita lihat saja nanti,” kata Adrianto.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemilik SpaceX Elon Musk akan datang ke Indonesia bulan ini, untuk membahas mengenai operasional Startlink di Indonesia.
Starlink merupakan bagian dari perusahaan Spaceflight Swasta SpaceX untuk menyediakan internet murah ke lokasi terpencil.
Starlink menjadi satelit pertama dan terbesar di dunia dengan konstelasi menggunakan orbit bumi yang rendah untuk menghadirkan internet broadband yang mampu mendukung aktivitas daring.
“Iya kita lihat kalau semua [Starlink] deal-nya selesai, kita harapkan Oktober,” kata Luhut saat ditemui usai acara Bloomberg CEO Forum at Asean di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Dikutip dari laman resmi, Starlink telah hadir di Malaysia. Di negara tetangga Indonesia itu, layanan Starlink dapat dibanderol dengan harga MYR2200 atau sekitar Rp722.004 per bulan (kurs: Rp3.281/MYR).
Adapun kecepatan internet Starlink di Malaysia adalah sekitar 16-25 mbps untuk mengunggah dan 70-149 mbps untuk mengunduh. Starlink di Malaysia pun memiliki latensi sekitar 113-186 mbps.