Panduan Desain Data Center Guna Maksimalkan Kekuatan AI Diluncurkan

Andhika Anggoro Wening
Minggu, 24 September 2023 | 03:07 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Schneider Electric meluncurkan panduan pertama di industri yang mengatasi tantangan baru dalam desain infrastruktur fisik data center. Panduan ini memberikan standar utama dari desain data center untuk memaksimalkan AI.

Berjudul "Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center," panduan ini memberikan wawasan yang tak ternilai dan menjadi cetak biru yang komprehensif bagi organisasi yang ingin memanfaatkan AI secara maksimal di dalam data center mereka.

Panduan ini termasuk wawasan tentang teknologi sedang berkembang untuk mendukung pemanfaatan AI yang semakin tinggi di masa depan.

Perkembangan AI ini akan berdampak pada peningkatan permintaan daya di data center lama dan yang baru. Untuk memenuhi permintaan energi yang diproyeksikan akan meningkat ini, panduan cetak biru ini memaparkan beberapa pertimbangan utama, yang membahas empat kategori infrastruktur fisik, yaitu daya, pendinginan, rak, dan perangkat lunak. Panduan cetak biru ini dapat diunduh pada link berikut.

Di era di mana AI membentuk kembali industri dan mendefinisikan ulang daya saing, panduan terbaru Schneider Electric membuka jalan bagi bisnis untuk merancang data center yang tidak hanya mampu mendukung AI, tetapi juga dioptimalkan sepenuhnya untuk AI.

Panduan ini memperkenalkan konsep-konsep inovatif dan praktik-praktik terbaik, yang sekaligus memposisikan Schneider Electric sebagai pelopor dalam evolusi infrastruktur data center.

"Seiring dengan perkembangan AI, data center mendapatkan tantangan baru dalam hal desain dan pengelolaannya. Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk mempertimbangkan beberapa atribut dan tren utama dari beban kerja AI yang berdampak pada data center baru maupun yang lama," kata Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste.

"Aplikasi AI, terutama cluster pelatihan, sangat intensif dalam hal komputasi dan membutuhkan daya pemrosesan dalam jumlah besar yang disediakan oleh GPU atau akselerator khusus AI. Hal ini memberikan beban yang signifikan pada daya dan infrastruktur pendingin data center. Seiring dengan meningkatnya biaya energi dan pemenuhan kepatuhan terhadap praktik sustainability, data center harus berfokus pada perangkat keras yang hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin berefisiensi tinggi, serta pemanfaatan sumber daya terbarukan untuk membantu mengurangi biaya operasional dan jejak karbon."

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper