Riset: Mayoritas Masyarakat RI Ganti Smartphone Baru 3 Tahun Sekali

Afiffah Rahmah Nurdifa
Sabtu, 16 September 2023 | 12:14 WIB
Pegawai memeriksa ponsel pintar dengan jaringan 5G di salah satu gerai di Jakarta, Rabu (3/5).
Pegawai memeriksa ponsel pintar dengan jaringan 5G di salah satu gerai di Jakarta, Rabu (3/5).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Populix, lembaga riset pasar, melaporkan bahwa mayoritas masyarakat indonesia mengganti smartphone baru dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun. 

Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu mengatakan terdapat dua alasan utama yang mendasari keputusan seseorang untuk mengganti smartphone kurang dari 3 tahun. 

Pertama, pembaruan sistem operasi baru yang tidak mendukung smartphone lama. Kedua, kapasitas penyimpanan penuh. 

"Alasan-alasan ini sejalan dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh responden saat membeli smartphone baru, seperti besaran RAM dan kapasitas memori yang ditawarkan," kata Timothy dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (16/9/2023). 

Kondisi ini tertuang dalam survei terbaru Populix berjudul 'Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior' yang dilakukan pada Agustus 2023. Survei yang dilakukan secara online ini melibatkan 1.096 responden laki-laki dan perempuan.

Dalam laporan hasil survei disebutkan bahwa sekitar 36 persen dari responden mengganti smartphone sekitar 1 hingga 2 tahun yang lalu, 28 persen melakukan penggantian dalam kurun waktu kurang dari setahun yang lalu. 

Sedangkan, 22 persen mengganti smartphone-nya dalam 2 sampai 3 tahun yang lalu, dan hanya sebagian kecil yang mengganti smartphone mereka lebih dari 3 tahun yang lalu. 

Selain karena mengejar sistem operasi terbaru (38 persen) dan kehabisan kapasitas memori smartphone (33 persen), responden juga berkeinginan untuk memiliki smartphone dengan fitur terbaru (14 persen), brand smartphone favorit mengeluarkan seri terbaru (6 persen), dan mengikuti perkembangan tren smartphone terkini (2 persen).

Lebih lanjut, laporan survei Populix mencatat bahwa masyarakat Indonesia lebih suka membeli smartphone baru (95 persen) daripada smartphone 'second' atau bekas (5 persen). 

Untuk membeli smartphone baru tersebut, responden lebih condong untuk berbelanja secara langsung di toko (77 persen) karena mereka merasa lebih aman dan percaya (82 persen), dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum membelinya (74 persen), merasa bahwa sistem pembayaran lebih aman (35 persen), dan bisa menikmati promo khusus (21 persen). 

Di sisi lain, responden yang memilih untuk membeli smartphone baru secara online merasa bahwa mereka bisa mendapatkan banyak promo dan diskon saat berbelanja online (73 persen), lebih mudah untuk membandingkan harga produk dari berbagai toko online (67 persen), serta harga yang ditawarkan secara online lebih terjangkau (65 persen).

Adapun, untuk merek smartphone yang paling banyak dipilih oleh responden, samsung (32 persen) menempati posisi pertama dalam daftar, diikuti oleh Xiaomi (24 persen), Oppo (23 persen), iphone (18 persen), Vivo (13 persen), Realme (10 persen), Asus (2 persen), Huawei (1 persen), dan Sony (1 persen).

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominf0) mencatat pada 2022 sebanyak 89 persen atau sekitar 167 juta penduduk Indonesia telah menggunakan smartphone. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper