Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) bersama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa menandatangani Deklarasi Bersama untuk memperkuat literasi dan keterampilan digital masyarakat.
Adapun cara untuk melakukan upaya tersebut adalah dengan meningkatkan jumlah orang yang memiliki akses ke pelatihan keterampilan digital dan data internet seluler di masyarakat terpencil di seluruh Indonesia.
Diketahui, selain bekerja sama dengan PBB, program ini juga berkolaborasi bersama Digital Transformation Centres Initiative (DTCI) dari Cisco.
President Director and CEO Indosat Vikram Sinha mengatakan dengan adanya program tersebut, pihaknya juga akan pelatihan keterampilan digital yang diharapkan dapat membuka peluang karir baru.
"Indosat memiliki tujuan yang lebih besar untuk menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan mempercepat transformasi digital bangsa,” ujar Vikram, dikutip Jumat (15/9/2023).
Selain itu, peserta juga akan mendapatkan data gratis serta kesempatan bimbingan dan magang, terutama lulusan program DTC yang tertarik untuk mengejar karir di industri teknologi. Dengan demikian, Indosat berharap program ini dapat menjadi contoh industri di Asia.
“Kami percaya bahwa pendekatan baru berdasarkan kemitraan ini akan memberikan contoh bagi industri di Asia dan menjadikan Indonesia sebagai yang terdepan dalam perjalanan transformasi digital di kawasan," ujar Vikram.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis (3/8/2023), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut digitalisasi telah menimbulkan tantangan bagi dunia usaha dan tenaga kerja untuk beradaptasi.
Alhasil, perusahaan berlomba-lomba untuk mencari talenta digital. Padahal pada praktiknya, tenaga kerja dengan kemampuan digital yang memadai cukup sedikit. Hal inipun mengakibatkan banyak perusahaan kesulitan mencari talenta digital.
Teori inipun didukung dengan sebuah survei yang menemukan banyak perusahaan di Indonesia terbukti kesulitan dalam mencari karyawan dengan kemampuan digital yang memadai.
“Sebanyak 56,3 persen responden survei mengatakan sulit atau sangat sulit untuk mencari pekerja dengan kemampuan digital,” ujar Ida, Kamis (3/8/20230).