Bisnis.com, JAKARTA – Meta, induk Facebook milik Mark Zuckerberg, tengah mengerjakan sistem artificial intelligence (AI) yang diharapkan lebih canggih dari GPT-4.
Menurut The Wall Street Journal, Meta menginginkan model AI barunya rilis pada 2024 tahun depan. Selain itu, Meta berharap pelatihan model AI tersebut segera dimulai pada tiga bulan pertama awal 2024.
“Meta merencanakan sistem AI yang akan mendatang untuk membantu perusahaan lain membangun layanan yang menghasilkan teks canggih, analisis, dan keluaran lainnya,” klaim The Wall Street Journal, dikutip dari digitaltrend pada Selasa (12/09/2023).
Pada Juli 2023, Meta sebenarnya telah merilis model AI LIama 2 ke publik. Meski dibangun dengan 65 miliar parameter, Meta menggambarkan platformnya sebagai model dasar yang lebih kecil. Oleh karena itu, sangat cocok untuk penelitian dan pengujian AI baru.
Seperti dikutip dari tech.hindustantimes, tampaknya Meta sedang mengerjakan model AI baru yang jauh lebih unggul dari LIama 2 dan akan menyaingi GPT-4, model bahasa besar terbaru dari OpenAI.
Yang lebih menarik lagi adalah Mark Zuckerberg berupaya keras untuk menciptakan model ini dengan open source dan gratis bagi bisnis untuk membuat alat AI, sama seperti pendahulunya.
The Wall Street Journal juga melaporkan Meta sedang membangun pusat data dan membeli kartu grafis Nvidia H100 untuk membantunya mengembangkan AI.
Pemilik meta Mark Zuckerberg ingin teknologinya menjadi open source untuk mempercepat penerapan. Namun, beberapa ahli telah memperingatkan bahwa pendekatan open source mungkin memiliki beberapa keterbatasan dan tantangan.
Salah satu adalah penyalahgunaan oleh orang yang salah, yang menyebabkan peningkatan misinformasi tentang virus dan dampak negatif lainnya.
Tentu saja, banyak pesaing mendapat masalah karena diduga menjiplak konten artistik dan materi tertulis untuk meningkatkan hasil AI. Sementara itu, Google telah secara efektif menyatakan bahwa segala sesuatu di internet adalah permainan yang adil bagi Google Bard AI.
Meta tidak memiliki reputasi terbaik dalam melindungi privasi pengguna karena seringnya terjadi skandal di Facebook, yang mungkin membuat khawatir bagi mereka yang takut menyerahkan data ke AI Meta.
Kekhawatiran serupa juga muncul ketika perusahaan sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan chatbot AI dengan kepribadiannya sendiri, dan langkah terbarunya kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran yang sama.
Demam AI yang terjadi saat ini mempunyai banyak potensi dampak negatif. Banyak ahli teknologi terkemuka telah menandatangani surat terbuka yang mendesak perusahaan untuk tidak mengembangkan sesuatu yang lebih kompleks daripada GPT-4 sementara dunia masih mengetahui implikasinya. (Afaani Fajrianti)