Bisnis.com, JAKARTA - Huawei, produsen teknologi asal China, memberi ancaman baru kepada Apple di Negeri Tirai Bambu dengan meluncurkan smartphone lipat Mate X5.
Memperdalam beban Apple usai pemerintah Xi Jinping melarang PNS menggunakan smartphone iPhone dan beralih ke ponsel buatan dalam negeri.
Dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2023) beberapa analis percaya langkah Huawei dapat menjadi langkah pertama dalam upaya kembalinya “juara nasional” China untuk menyaingi Apple, setelah mengambil sebagian pangsa pasar menyusul penerapan sanksi Amerika Serikat yang 4 tahun lalu.
“Kami yakin aktivitas Huawei kali ini telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tiba-tiba. Ini dapat mengatur ekspektasi psikologis kelompok konsumen sasaran sebelum konferensi pers Apple,” kata Analis Counterpoint Ivan Lam.
Mate X5 memiliki layar utama OLED LTPO 7,85 inci dan layar penutup OLED LTPO 6,4 inci dengan Kunlun Glass, sebuah pelindung layar yang diklaim lebih kuat dari Gorilla Glass.
Material kaca Kunlun Glass dibuat mencakup 108 prosedur berbeda dari berbagai kristal selama 24 jam dan proses peleburan yang berlangsung pada suhu panas 1.600 derajat.
Dengan proses tersebut, kaca Kunlun diklaim 10 kali lebih kuat dari kaca ponsel lainnya, seperti Gorilla Glass Victus.
Laporan GSMArena menyebutkan bahwa Mate X5 dilengkapi dengan kamera utama 50MP dengan aperture f/1.8, kamera ultrawide 13MP dengan aperture f/2.2, dan modul periskop 12MP dengan aperture f/3.4 dan zoom optik 5x.
Huawei Mate X5 terbaru dilengkapi dengan RAM hingga 16GB dan penyimpanan 1TB.
Adapun mengenai pembatasan iPhone dilingkungan BUMN dan PNS China, seorang karyawan di perusahaan milik negara (BUMN) yang terkena dampak mengatakan pembatasan tersebut juga berlaku untuk pengunjung.
“Siapapun, termasuk pengunjung bisnis, yang masuk ke wilayah kerja kami tidak boleh membawa iPhone,” kata sumber Reuters.
Sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan perusahaan memberi karyawan subsidi hingga US$26 atau Rp398.450 (Kurs: Rp15.325) untuk beralih ke merek lokal. Namun, beberapa staf di BUMN lain mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak dilarang menggunakan iPhone.
Meskipun jumlah pegawai pemerintah pusat tidak dipublikasikan, Bank of America memperkirakan bahwa larangan tersebut dapat mengurangi penjualan iPhone sebesar 5 juta-10 juta unit per tahun dari total tahunan di China yang mencapai 50 juta.
Sementara itu Analisi TF International Securities Ming-Chi Kuo mengatakan penjualan ponsel pintar Huawei yang didorong oleh Mate 60 Pro baru bisa melonjak 65 persen tahun ini menjadi 38 juta tanpa adanya “risiko non-komersial,”.
Namun, analis Canalys Nicole Peng mengatakan Huawei dapat menghadirkan ancaman yang lebih besar terhadap rekan-rekan domestiknya, dan Erik Woodring dari Morgan Stanley pada hari Jumat mengatakan, "ekosistem Apple di Tiongkok masih sangat kuat," dengan rata-rata pemilik iPhone di Tiongkok memiliki 2,5 perangkat Apple.