Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan pemantauan frekuensi radio jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean 2023, untuk memitigasu interferensi atau gangguan radio.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail memaparkan telah melakukan monitoring dan pengawasan spectrum frekuensi radio supaya acara puncak Kekuatan Indonesia Asean 2023 berjalan dengan baik.
“Tim Pengawasan Spektrum Frekuensi Radio telah melakukan monitoring di lokasi penyelenggaraan KTT Asean 2023 agar seluruh frekuensi yang digunakan tidak ada gangguan,” kata Ismail, dikutip Senin (04/09/2023).
Sementara itu Ketua Tim Pengawasan SFR dan Perangkat Telekomunikasi Event Khusus dan Antar Negara Renny Kusumaningtyas mengatakan perangkat yang digunakan dalam memantau frekuensi radio berupa spectrum analyzer dan handheld receiver monitoring.
Tak hanya itu, ada WIFI Hunter untuk mengidentifikasi penggunaan WIFI yang tidak sesuai ketentuan, dan mobil monitoring untuk memonitor frekuensi radio secara mobile.
Renny mengatakan pelaksanaan monitoring tersebut dapat melibatkan personil dari Direktorat Pengendalian SDPPI dan Balai Monitor SFR Kelas I Jakarta serta UPT Pendukung dari beberapa daerah, yaitu Balmon Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Samarinda, dan Pontianak.
“Kami akan menempatkan personil di pos-pos monitoring spektrum frekuensi radio pada venue utama dan venue pendukung KTT ke-43 Asean,” kata Renny.
Selain itu, kata Renny, tim pengawasan juga menempatkan tim di Media Center, serta di Bandara Soekarno Hatta yang menjadi lokasi kedatangan dan keberangkatan Kepala Negara dan delegasi KTT Asean. Bahkan jika diperlukan, tim akan menanganai gangguan frekuensi radio jika terdapat aduan frekuensi yang digunakan untuk event KTT ke-43 Asean ini.
Lokasi penyelenggaraan KTT kali ini juga menuntut tim pengawasan spektrum frekuensi radio untuk bekerja lebih intensif dalam memonitor dan menertibkan pengguna frekuensi radio, khususnya di lokasi penyelenggaraan.
“Dari sisi penggunaan frekuensi tentunya Jakarta lebih padat, sehingga tim akan bekerja lebih untuk mengurangi potensi interferensi frekuensi radio. Selain itu akan dilakukan pengaturan kanal-kanal untuk jaringan Wifi, baik kepada official penyelenggara internet yang ditunjuk pada KTT Asean Jakarta 2023 atau penyelenggara non-official,” jelasnya.
Pada hari pelaksanaan KTT ke-43 Asean tanggal 5-7 September mendatang, Tim Pengawasan SFR akan meningkatkan kerja pengawasan untuk menjaga frekuensi untuk pengamanan pimpinan negara dan delegasi tanpa interferensi.
Hal tersebut dilakukan agar seluruh frekuensi pengamanan Kepala Negara/VVIP, delegasi, penyelenggara, hingga media dapat digunakan dengan baik tanpa interferensi. (Afaani Fajrianti)