Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan bahwa harga internet di Indonesia masih relatif murah.
Harga internet Indonesia menempati posisi ke 4 negara dengan biaya internet termurah di Asia Tenggara dan peringkat ke-53 termurah dari 211 negara di dunia.
Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan hal itu pun membuat Indonesia masih relatif murah dalam segi internet jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
“Banyak isu yang bilang kita termasuk yang mahal, tetapi tidak. Kita termasuk yang murah,” ujar Usman kepada Bisnis, Kamis (31/8/2023).
Menurut Usman, tarif fixed broadband Indonesia berada di angka Rp280.000 dan tertinggi di Rp1.100.000. Sementara tarif rata-rata per Mbps sekitar Rp8.067.
Lebih lanjut, Usman juga mengatakan fixed broadband saat ini masih relatif cepat jika dibandingkan dengan mobile-broadband.
Menurutnya, hal ini dikarenakan mobile-broadband pasti dapat terkendala gangguan karena penggunaannya yang berpindah-pindah.
“Fixed itu lebih stabil dan kecepatannya juga lebih baik,” ujar Usman.
Kendati demikian, Usman mengatakan fixed broadband saat ini masih memiliki keterbatasan dalam hal daya jangkauan internet.
Oleh karena itu, Usman cukup mengapresiasi adanya teknologi kombinasi mobile-broadband dan fixed broadband yang digabung, sehingga dapat menambah kecepatan dan stabilitas internet di Indonesia.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Speedtest, situs pengukuran kecepatan internet yang bermarkas di Amerika Serikat, kecepatan internet Indonesia berada di peringkat 96 dari 143 negara di dunia. Peringkat inipun naik tiga poin dari tahun lalu.
Adapun kecepatan unduh Indonesia mencapai angka 24.21 Mbps atau mengalami kenaikan 6,29 Mpbs secara tahunan. Selain itu, angka rata-rata kecepatan unggah Indonesia juga mengalami kenaikan 2,67 Mpbs dari sebelumnya 10,71 Mbps menjadi 13.38 Mbps.
Lebih lanjut, tingkat latensi di Indonesia cenderung stabil di angka 26-28 milidetik (ms) dengan jitter sebesar 12 ms.