Bisnis.com, SOLO - Firma riset Omdia merilis laporan 10 smartphone terlaris di dunia pada kuartal 1 2023 (Januari-Maret).
Dikutip dari laporan Omdia, Apple dan Samsung menguasai 10 daftar ponsel terlaris di dunia pada Q1/2023.
Apple menempatkan lima produknya di daftar ini, dari lini iPhone 13 dan iPhone 14. Pun demikian dengan Samsung yang menempatkan lima model Samsung Galaxy sebagai ponsel terlaris.
Di posisi pertama ada iPhone 14 Pro Max yang dijual hingga 26,5 juta unit pada Januari-Maret 2023. Di urutan kedua, ada "keluarganya" yakni iPhone 14 Pro yang laku 21 juta unit.
Adapun iPhone 14 versi "reguler" menempati urutan ketiga dengan penjualan 16,5 juta euro. Menyusul di peringkat keempat adalah iPhone 13 dengan 15,5 juta unit laku terjual.
Laporan ini sekaligus memperbaiki catatan iPhone pada periode yang sama tahun lalu. Pada Q1/2022, iPhone 13 dan iPhone 13 Pro Max menjadi dua ponsel terlaris, diikuti oleh Galaxy A13 dari Samsung di urutan ketiga.
Kembali ke riset tahun ini, Samsung menduduki peringkat kelima hingga kesembilan dalam daftar ini melalui produk Galaxy A14, Galaxy S23 Ultra, Galaxy A14 5G, Galaxy A54 5G, dan Galaxy A34 5G.
Di urutan nomor 10, ponsel gaek iPhone 11 "nyempil" dengan penjualan yang mencapai 6,9 juta unit awal tahun ini.
Xiaomi gagal menempatkan seri Redmi terbaru dalam daftar 10 ponsel terlaris awal tahun ini. Hal itu memburuk dari tahun lalu ketika ada Redmi Note 11 dan Redmi 9A yang masuk jajaran paling laris.
Senior Research Manager Omdia, Jusy Hong menyimpulkan bahwa vendor smartphone Android yang menawarkan produk kelas menengah hingga entry-level akan mendapati pertumbuhan negatif.
Sementara itu, Apple akan mendapati permintaan yang kuat, meskipun secara umum menurun bila dibandingkan dengan tahun lalu karena permintaan model reguler dan iPhone Plus yang ditaksir menurun.
"Pengiriman iPhone Pro dan Pro Max (baru) akan meningkat karena tingginya permintaan model premium. Namun, secara umum pengiriman iPhone tahun ini akan sama dengan tahun lalu, atau bisa jadi agak menurun karena permintaan model standar dan plus yang lemah," kata Jusy Hong.