Bisnis.com, JAKARTA – Drone telah banyak digunakan dari masa ke masa, dengan sejumlah fungsi yang beragam. Sejak awal, drone diciptakan dengan maksud menjadi sebuah senjata perang. Namun kini drone juga banyak digunakan dalam kebutuhan lain seperti hiburan dan telekomunikasi.
Melansir Gizchina, Minggu (27/8/2023), setelah memasuki era 5G, teknologi drone turut mengalami lompatan perkembangan. Dengan dukungan 5G, kinerja dan skenario aplikasi pada drone disebut juga akan ditingkatkan secara signifikan.
Drone dikenal juga dengan sebutan pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV) karena kemampuannya beroperasi mandiri dengan kontrol jarak jauh. UAV memiliki jenis yang berbeda-beda, di antaranya UAV sayap tetap, UAV sayap putar, UAV sayap mengepak, dan lainnya.
UAV sayap putar merupakan drone yang paling familiar bagi masyarakat sipil sebab paling umum digunakan, seperti drone penyebar pestisida, drone logistik, drone shooting film, drone light show, dan lain sebagainya.
Pada drone jenis itu, transmisi data antara remot kontrol dan drone dilakukan melalui Wi-Fi atau Bluetooth. Namun, jangkauan komunikasi Wi-Fi atau Bluetooth sangat terbatas. Misalnya, melalui Wi-Fi, drone biasanya hanya dapat dikontrol dalam jarak pandang 300-500 meter, meski dalam kondisi tertentu bisa mencapai lebih dari 1 km.
Transmisi data drone melalui Bluetooth bahkan lebih terbatas lagi. Oleh karena itu, hal ini sangat membatasi jangkauan penerbangan drone.
Namun, jaringan komunikasi seluler juga dapat digunakan untuk menghubungkan pilot dengan drone. Dibandingkan dengan Wi-Fi, jaringan komunikasi seluler memiliki area jangkauan yang lebih luas. Hal ini membuat komunikasi drone lebih fleksibel dan andal.
Hubungan antara drone dan pilot yang utama adalah transmisi gambar, transmisi data, dan kendali jarak jauh. Transmisi gambar memiliki persyaratan tertinggi pada kemampuan hubungan drone.
Jika menggunakan Wi-Fi, jarak jaringan umumnya tidak melebihi 500 meter. Oleh karena itu, kemampuan transmisi gambar dapat mencapai 1080p dengan resolusi 1920x1080 yang tergolong ultra-clear, sekitar 30 frame per detik.
Jika menggunakan drone dengan teknologi jaringan komunikasi seluler 4G LTE, transmisi gambar tidak dibatasi oleh jarak. Namun, kemampuannya sebagian besar berkisar pada 720p dengan resolusi 1280x720. Pengambilan jarak jauh dengan resolusi 720p atau 1080p.
Keunggulan Drone 5G
Sementara itu, bandwidth 5G diklaim bisa mencapai lebih dari 20Gbps. Secara teori, kecepatan jaringan 5G sepuluh kali lipat lebih cepat dari 4G, maka boleh dibilang gambar 720p dan 1080p, bahkan video ultra-definisi tinggi 4K, atau bahkan 8K dapat didukung dengan sempurna.
Di samping itu, drone dengan jaringan 5G akan menghasilkan efek pandangan sudut lebar ultra-tinggi yang dinamis dan lintang tinggi. Drone juga akan mampu mengangkat kamera panorama 360 derajat untuk pengambilan gambar multidimensi. Pilot drone di darat dapat dengan bebas menonton ke segala arah dan dari berbagai sudut melalui kacamata VR.
Jaringan 5G juga memiliki kapasitas latensi yang sangat rendah sehingga akan membuat drone merespons perintah dari darat lebih cepat. Hal ini juga akan memungkinkan pilot drone di darat untuk mengendalikan drone dengan lebih presisi.
Dibandingkan dengan 4G atau Wi-Fi, 5G juga disebut lebih unggul dalam hal keamanan data selama penerbangan drone. Saluran nirkabelnya tidak mudah diganggu atau diserang.
Selain menjadi solusi komunikasi antara UAV dan stasiun pangkalan, 5G telah melakukan peningkatan besar pada platform pendukung sistem drone. Dalam komunikasi Wi-Fi biasa, pilot hanya memiliki remote control dan telepon seluler.
Oleh karena itu, skenario penggunaannya sangat terbatas. Namun dengan 5G, jumlah drone yang bisa terhubung ke jaringan 5G hampir tidak terbatas. (Lydia Tesaloni Mangunsong)