Bisnis.com, JAKARTA - Anggaran belanja untuk kecerdasan buatan (AI) di negara Asia-Pasifik diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam 3 tahun ke depan.
Studi yang dilakukan lembaga riset International Data Corporation (IDC) menemukan anggaran belanja AI pada saat ini mencapai US$9,8 miliar atau sekitar Rp149,9 triliun (kurs: Rp15.292).
Angka inipun dinilai akan meningkat hingga US$18,6 miliar atau sekitar Rp284,5 triliun pada 2026.
Dengan demikian, pasar AI di Asia-Pasifik yang kini sudah mencapai US$22,1 miliar atau sekitar Rp337,9 triliun diperkirakan akan tumbuh hampir empat kali lipat pada 2028.
Managing Director Asia Pacific Kaspersky Adrian Hia mengatakan peningkatan ini dikarenakan perusahaan yang akan marak memanfaatkan AI untuk kebutuhan bisnis.
Mulai dari meningkatkan efisiensi aset, meningkatkan kualitas produk, hingga merampingkan rantai pasokan.
Alhasil, sebagian perusahaan lokal di Asia Pasifik diperkirakan sudah mengadopsi AI dalam bisnisnya di tiga tahun ke depan.
“Laporan IDC menyoroti China, Australia, dan India adalah tiga pemimpin terbesar dalam belanja AI di kawasan ini dan saya yakin akan ada lebih banyak lagi negara yang mengikuti langkah serupa,” ujar Adrian, dikutip Senin (28/8/2023).
Kaspersky pun melihat hal ini dan tengah memetakan roadmap yang aman terkait penerapan dan adopsi AI di Asia-Pasifik.
Dengan demikian, Kaspersky berharap dengan adanya program tersebut masyarakat dapat memanfaatkan keunggulan AI tanpa harus takut terkait keamanan siber.