72 Persen Gen Z Gagal Identifikasi Phising, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua!

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 21 Agustus 2023 | 13:06 WIB
Ilustrasi hacker/dok. Kaspersky
Ilustrasi hacker/dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kaspersky, perusahaan global cybersecurity, mengungkapkan bahwa Generasi Z (Gen Z) adalah kelompok yang terlalu banyak berbagi (oversharing) di media sosial. 72 persen dari mereka tak dapat identifikasi phising

Sayangnya, banyak dari mereka yang gagal mengidentifikasi serangan siber atas kebiasaan yang mereka lakukan. Orang tua dituntut untuk lebih mengawasi anak mereka. 

General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong mengatakan sekitar 55 persen dari Gen Z yang disurvei mengaku telah memasukkan informasi pribadi mereka di saluran media sosial seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi. 

Namun, mayoritas (72 persen) dari mereka tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26 persen mengaku telah menjadi korban penipuan phishing. Hal ini perlu menjadi perhatian orang tua. 

Phising atau phishing adalah kegiatan yang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.

“Orang tua Indonesia, sekarang membesarkan anak-anak yang sangat terhubung dan perhatian terbesar mereka saat ini termasuk upaya untuk menghindari sang anak menjadi sasaran penjahat siber,” kata Tiong dikutip, Senin (21/8/2023). 

Tiong mengatakan saat ini, anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, dan bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah. 

Dia menambahkan dari sudut pandang keamanan, saat ini masyarakat hidup di dunia di mana jejak digital terus berkembang dari hari ke hari. 

Jika pada titik ini, orang dewasa masih terus jatuh ke dalam perangkap penjahat siber, tidak mungkin mengharapkan anak-anak mengetahui apa yang harus dihindari di dunia maya, sehingga orang tua perlu mengawal mereka. 

Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk menlindungi anaknya dari serangan siber adalah sebagai berikut: 

1. Berkomunikasi Secara Rutin dengan Anak

Dalam sebuah studi global yang dilakukan oleh Kaspersky yang mensurvei 8.793 orang tua dari anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun, 58 persen orang tua mengaku menghabiskan total kurang dari 30 menit, sepanjang masa kecil anak-anak mereka, berbicara tentang keamanan internet.

Hanya 11 persen mengatakan mereka telah menghabiskan lebih dari dua jam berbicara dengan anak-anak mereka tentang bahaya di dalamnya.

Psikolog terkenal Emma Kenny merekomendasikan untuk menghabiskan sepuluh menit setiap hari sebelum tidur untuk mendiskusikan hari anak Anda termasuk aktivitas online mereka.

2. Mengedukasi Diri Sendiri dan Anak-Anak Anda

Anda akan merasa percaya diri berbicara dengan anak-anak tentang dunia maya hanya jika Anda memahaminya. Luangkan waktu untuk membaca tentang tren, game, dan saluran yang muncul untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas online anak Anda.

Diskusikan teknologi dan potensi bahayanya dengan mereka. Bahkan jika itu berarti Anda harus bermain dan meminta mereka membantu membuat akun media sosial.

3. Bangun Suasana Keterbukaan dan Kenyamanan

Situasi yang ideal adalah Anda sadar jika ada sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman, terancam, atau tidak bahagia.

Atasi cyberbullying seperti yang Anda lakukan dengan perundungan di kehidupan nyata: dorong mereka untuk terbuka dan berbicara dengan orang dewasa terpercaya (sebaiknya orang tua) jika mereka pernah menerima pesan yang mengancam atau tidak pantas.
 

4. Tetapkan Batasan

Tetapkan aturan dasar yang jelas dan sesuai usia tentang apa yang dapat diterima dan apa yang tidak boleh mereka lakukan secara online.

Jelaskan mengapa peraturan ini diberlakukan dan jelaskan mengenai konsekuensi pergi ke tempat yang tidak seharusnya atau menggunakan teknologi seperlunya.

Contohnya adalah berbagi foto secara online yang tetap ada di internet selamanya dan mungkin berdampak saat mereka dewasa dan bekerja dalam karier yang penting. Membantu membingkai tindakan potensial sebagai konsekuensi potensial.

Pastikan Anda meninjau ini demi tumbuh kembang anak Anda.
 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper