Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan anti-virus, Kaspersky, mendeteksi 126.906 percobaan malware di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut setara dengan 61 persen atau lebih dari setengah total percobaan serangan malware di Asia Tenggara yang mencapai 207.506.
Malware adalah perangkat lunak yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan pada komputer, peladen, klien, atau jaringan komputer.
Berbagai jenis malware ada, termasuk virus komputer, cacing komputer, kuda troya, perangkat pemeras, perangkat pengintai, perangkat lunak beriklan, dan scareware.
Kaspersky mengungkapkan meski secara porsi terbilang besar, jumlah serangan malware yang terdeteksi 66 persen lebih rendah dibandingan total percobaan malware di Indonesia pada tahun sebelumnya.
Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik Adrian Hia mengatakan solusi Kaspersky juga telah memblokir sebanyak 505.879.385 serangan dari sumber online secara global dan 109.183.489 objek berbahaya yang unik pada 2022.
Kemudian Kaspersky juga mendeteksi 108 trojan mobile banking dan lima juta upaya phishing dengan 24.642 merupakan upaya phishing kripto yang menargetkan pengguna di dalam negeri.
"Pada titik ini, kita dapat melihat bahwa penjaha siber masih berupaya mengembangkan fungsionalitas malware dan vektor penyebarannya maka penting bagi kita untuk tetap waspada," kata Adrian, Selasa (26/7/2023).
Adrian menambahkan berdasarkan pemantauan Kaspersky malware makin menyebar melalui saluran yang resmi seperti pasar resmi dan iklan di aplikasi populer. Ini juga berlaku bagi serangan di mobile banking.
“Upaya serangan siber akan terus berkembang dalam hal teknis, target, dan eksekusi,” kata Adrian.
Baca Juga Viral Penipuan Undangan Digital, Simak Ciri Link Berisi Malware yang Bisa Kuras Saldo Rekening |
---|
Selain tantangan risiko dunia maya di atas, Kaspersky juga memantau masa depan yang menjanjikan dari kemajuan teknologi. Sebagai contoh, penerapan kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) di Indonesia diprediksi akan menghasilkan nilai ekonomi hingga Rp5.299 triliun.
Pakar Kaspersky juga telah mengungkap prediksi konsumen teratas pada 2023 mulai dari balkanisasi internet, ponsel cerdas menggantikan dokumen kertas, hingga privasi metaverse.
Namun, semua ini tidak dapat diimplementasikan dengan sempurna tanpa keamanan dan perlindungan yang memadai.
“Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memiliki jawaban atas semua skenario yang mungkin terjadi, sehingga mereka dapat terus menjalani kehidupan digital dengan percaya diri,” kata Adrian.