Bisnis.com, JAKARTA -Ketersediaan energi baru terbarukan (EBT) masih menjadi kendala dalam pengembangan green city dan smart city di Ibu Kota Negara (IKN)
Head of Strategy, Business Development, dan Government Affair Siemens Indonesia Bernard Permatista mengatakan IKN masih belum memiliki pembangkit listrik EBT dan masih bergantung pada PLN yang berbasis batubara.
Selain itu, Bernard juga mengatakan jika ingin melakukan pengembangan tenaga listrik tenaga air, pengembangannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Mau bicara hydropower itu membutuhkan sekitar 10 tahun dalam pengembangan proyeknya. Di Kalimantan Utara pun sedang dikembangkan dan membutuhkan waktu 10 tahun juga,” ujar Bernard di sela acara Siemens Indonesia Executive Summit, Selasa (15/8/2023).
Padahal, menurut Bernard besaran energi yang diperlukan untuk kota pintar sangat besar.
Bernard bahkan memperkirakan rata-rata energi yang dibutuhkan untuk smart city IKN hampir sama dengan dua kali lipat dari energi nasional Indonesia saat ini.
“Kita harus melihat cakupannya yang sangat luas, sehingga portfolio penggunaan energi di kota pintar itu kan tidak dapat disamakan dengan Jakarta saat ini. Bahkan jika kita rata-rata energi per kapita bahkan bisa dua kali lipat dari nasional Indonesia sekarang,” ujar Bernard.
Oleh karena itu, Bernard mengatakan Siemens siap untuk memberikan solusi terhadap permasalahan kesediaan ini dengan teknologi yang mereka miliki.
Mulai dengan pembangkit listrik yang kini menggunakan gas tetapi ke depannya dapat diganti dengan hydrogen.
“Karena kalau kita bicara sustainability, tidak dapat bertahan dengan natural gas, natural gas suatu saat akan habis. Dan bagaimana kita mengkonversi gas turbin yang kita punya teknologinya ini menggunakan sumber daya yang ada, yang lebih terbarukan,” ujar Bernard.
Sementara itu, Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia Lamine Jendoubi mengatakan bahwa digitalisasi akan menjadi fokus pengembangan infrastruktur di Indonesia di masa depan, termasuk transisi energi dan industri.
Siemens berupaya membuat transformasi digital menjadi lebih mudah, cepat dan berskala besar sehingga bisnis dan masyarakat dapat menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan.
“Beberapa tahun mendatang akan sangat menarik, tentunya tidak hanya bagi Siemens, tetapi dampak umum dari kehadiran Siemens bagi bisnis dan Masyarakat di Indonesia," kata Lamine.