Teknologi Baru Masif, Industri Data Center Makin Laris

Crysania Suhartanto
Senin, 24 Juli 2023 | 21:32 WIB
Ilustrasi data center.
Ilustrasi data center.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadrian teknologi baru diyakini bakal mendorong bisnis pangkalan data atau data center ke depan. Bisnis tempat penyimpanan peladen ini pun dinilai masih prospektif. 

Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) Hendra Suryakusuma menyatakan dalam kurun lima tahun, industri pangakalan data akan tumbuh dua kali lipat. 

Hal ini tak terlepas dari dunia yang serba digital dan hadirnya teknologi baru seperti perangkat pintar, kecerdasan buatan, 5G, dan lain sebagainya. 

“Selain itu makin meningkatnya kehadiran industri, perusahaan rintisan digital, mitigasi ke komputasi awan, ekspansi e-commerce, dan teknologi berbasis data lainnya turut berkontribusi. Data center telah menjadi infrastruktur yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” ujar Hendra dalam media briefing pada Senin (24/7/2023).

Dia memperkirakan dalam sembilan tahun ke depan pangkalan data di Indonesia akan menggunakan listrik hingga dua giga watt, seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang menaruh data mereka di pangkalan data.  

Business Vice President Schneider Electric Indonesia Yana Haikal mengatakan dengan makin banyak perusahaan yang membutuhkan pangkalan data maka akan makin banyak rak yang berada di sebuah gedung. 

Yana memperkirakan tidak menutup kemungkinan seluruh gedung nantinya akan berisi rak pangkalan data. 

Dia menargetkan pada 2025, 85 persen dari infrastruktur perusahaan akan terkoneksi secara daring dan luring. Adapun sejauh ini infrastruktur yang terkoneksi secara daring dan luring masih 20 persen. 

“Apa artinya hybrid, berarti akan terconnect secara cloud, premis, dan lokasi itu akan terintegrasi,” ujar Yana.  

Sementara merujuk pada laporan keuangan, pemain data center, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), membukukan pendapatan yang naik sebesar 38,12 persen menjadi Rp632,8 miliar hingga semester I/2023, naik dibandingkan semester I/2022 yang sebesar Rp458,16 miliar.

Pendapatan ini didorong oleh pendapatan colocation sebesar Rp597,7 miliar, naik 37,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp434,13 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper