Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika, Joe Biden menyatakan perusahaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti OpenAI, Google, dan Meta akan berkomitmen untuk membuat penanda atau watermark di konten yang dihasilkan oleh AI.
“Komitmen ini adalah langkah yang menjanjikan, tetapi kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama,” kata Biden, dikutip dari Reuters, Minggu (22/7/2023).
Selain itu, perusahaan Anthropic, Inflection, Amazon, dan Microsoft juga berjanji untuk menguji sistem secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum dirilis. Kemudian, mereka juga harus berbagi cara untuk mengurangi risiko dan berinvestasi dalam keamanan siber.
Hal ini dilakukan agar membuat konten serta informasi dari teknologi ini dapat lebih berbeda dan lebih aman.
“Kami menyambut kepemimpinan presiden dalam menyatukan industri teknologi untuk menuntaskan langkah-langkah konkret yang akan membantu membuat AI menjadi lebih aman, terjamin, dan bermanfaat bagi publik,” ujar Microsoft.
Diketahui, saat ini banyak beredar kekhawatiran mengenai potensi kecerdasan buatan yang dapat mengganggu kehidupan manusia, terutama karena hasil karyanya yang bisa sama ataupun lebih bagus dari hasil tangan manusia.
Selain itu, hal ini juga akan membantu membedakan antara konten yang palsu dengan konten yang asli, serta dapat mengetahui konten-konten yang ilegal.
“Kita akan melihat lebih banyak perubahan teknologi dalam 10 tahun ke depan, atau bahkan dalam beberapa tahun ke depan. Daripada yang telah kita lihat dalam 50 tahun terakhir. Itu merupakan pengungkapan yang mencengangkan bagi saya,” ujar Biden.
Sebagai informasi, pemberian tanda pada hasil karya AI bukanlah suatu hal yang baru. Pada pertengahan Juli lalu, Eropa sudah lebih dulu menerapkan kebijakan pengungkapan konten yang dihasilkan AI.
Dikutip dari AA, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan bagi penyedia dan konsumen. “Dan untuk memastikan transparansi dalam kasus sistem AI generatif, seperti ChatGPT,” ujar Komisaris Uni Eropa.
Selain itu, baik Amerika maupun Uni Eropa saat ini juga tengah mengerjakan undang-undang tentang kecerdasan buatan.