Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Teguh Setyabudi menyatakan bahwa berdasarkan investigasi bersama dengan BSSN, sementara ini tidak ditemukan jejak kebocoran data dari sistem Dukcapil.
Informasi tersebut seakan menegaskan tidak ada kebocoran data yang jumlahnya mencapai ratusan juta data.
“Sejauh ini, tidak ditemukan jejak kebocoran data pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terpusat online, yang dijalankan oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri saat ini,” ujar Teguh kepada Bisnis, pada Senin (17/7/2023).
Namun, kata Teguh, Kemendagri dan sejumlah pemangku kepentingan masih melanjutkan proses audit investigasiuntuk mendalami dugaan kebocoran. Investigasi tersebut juga termasuk database yang ada di kabupaten ataupun kota.
Teguh juga mengatakan Ditjen Dukcapi tengah mematangkan mitigasi preventif untuk mencegah adanya kasus serupa di masa yang akan datang.
Sebagaimana diketahui, pada Sabtu (15/7/2023), beredar kabar bahwa 337,2 juta data Dukcapil Kemendagri dijual di Dark Web.
“Rumornya, data dari Ditjen Dukcapil Kemendagri (dukcapil.kemendagri.go.id) sedang dijual,” ujar akun Twitter @DailyDarkWeb.
Dalam informasi tersebut, data yang diunggah oleh akun “RRR” di Dark Web merupakan data kependudukan lengkap.
Mulai dari NIK, nama lengkap masyarakat, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama, alamat, status perkawinan, nama orangtua, hingga tanggal ganti KTP.