Serangan Siber Meningkat, Keamanan Digital Perlu Diperkuat

Rahmi Yati
Kamis, 13 Juli 2023 | 13:46 WIB
Hacker/mirror.co.uk
Hacker/mirror.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Keamanan dan perlindungan data yang mumpuni terhadap serangan siber menjadi kebutuhan seiring dengan keberadaan mobile banking dan pembayaran digital.

Founder dan CEO Eranyacloud Shaane Harjani menilai hadirnya layanan digital tersebut membuat permintaan masyarakat akan layanan keuangan yang aman, cepat, dan murah kian melonjak.

Menurutnya, hal tersebut secara langsung berdampak pada kebutuhan industri penyedia layanan keuangan akan infrastruktur teknologi yang tidak hanya dapat diimplementasikan dengan cepat, tetapi juga aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Keamanan dunia maya merupakan komitmen yang harus dipikul bersama, tidak bisa hanya satu institusi," ujarnya dikutip dari siaran pers, Kamis (13/7/2023).

Dia menyebut, salah satu aspek penting untuk mengikuti cepatnya inovasi layanan keuangan berbasis teknologi adalah dengan memiliki infrastruktur teknologi yang memprioritaskan keamanan dan perlindungan data mumpuni terhadap serangan dunia maya.

Untuk itu, klien harus sadar akan pentingnya infrastruktur teknologi yang mumpuni dan hal ini bisa dicapai melalui kolaborasi.

"Di sisi lain, mereka juga tetap harus memiliki tim keamanan siber inhouse untuk memantau dan mengelola kerentanan sesuai dengan lini bisnis masing-masing," tambah Harjani.

Lebih lanjut, dia bersama pemimpin infrastruktur teknologi lainnya terus mendorong percepatan transformasi dalam layanan keuangan digital melalui kolaborasi berbasis Open API (Application Programming Interfaces).

Open API ini, sambungnya, memungkinkan integrasi tanpa batas antara sistem yang berbeda dan memfasilitasi pengembangan produk keuangan yang inovatif.

"Dengan demikian, kolaborasi yang terjalin antara lembaga keuangan, startup fintech, dan penyedia teknologi dapat bersaing secara sehat untuk mencapai tujuan inklusi finansial bersama," imbuh dia.

Adapun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia hingga April 2022 mencatat terdapat lebih dari 100 juta kasus serangan siber dengan ransomware dan malware yang jadi ancaman utama bagi layanan keuangan berbasis teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Muhammad Ridwan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper