Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (persero) Tbk. mengungkapkan pembahasan mengenai konsep InfraCo terus berlangsung dan mengalami perkembangan.
Perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut akan membuka infrastruktur yang dimiliki untuk disewakan kepada perusahaan telekomunikasi lain dengan harapan dapat mendorong penetrasi internet makin dalam di Tanah Air.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan industri telekomunikasi adalah industri yang secara kapasitas membutuhkan investasi berkelanjutan atau terus menerus. Pasar terus bertumbuh, namun pendapatan yang dibukukan perusahaan telekomunikasi terbatas.
Merujuk pada kondisi di sejumlah negara, lanjut Ririek, terdapat kegiatan berbagi infrastruktur untuk menyikapi pertumbuhan pasar yang terus berkembang dengan efisiensi penggelaran jaringan.
Telkom berencana menerapkan hal tersebut juga melalui Infraco yang saat ini masih dalam tahap pembahasan di internal perusahaan.
“Infraco adalah upaya dari inisiatif dari Telkom bagaimana kami dapat berbagi itu (infrastruktur telekomunikasi) dengan operator lain. Dengan adanya Infraco maka secara nasional juga akan lebih efisiensi dan dapat percepat penetrasi di seluruh Indonesia,” kata Ririek di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
Untuk diketahui, InfraCo merupakan bagian dari Five Bold Move Strategy Telkom. Selain membagi fokus bisnis ritel dan enterprises, Telkom juga akan membuka potensi bisnis dari infrastruktur yang dimiliki.
Infrastruktur telekomunikasi Telkom sendiri tidak terbatas pada menara, juga ada serat optik.
Sepanjang kuartal I/2023, Telkom mengeluarkan belanja modal (capex) Rp7,4 triliun atau 20,6% dari total pendapatan yang digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur pendukung lainnya serta meningkatkan kapasitas untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Di bisnis fixed line, belanja capex sebagian besar dialokasikan untuk akses berbasis serat optik dan pembangunan infrastruktur tulang punggung bawah laut, serta untuk proyek lain seperti menara dan pusat data.
Selain itu, capex diserap untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G lebih lanjut, dimulainya roll out 5G serta peningkatan sistem TI di bisnis seluler.
Sebelumnya, Ririek menjelaskan bahwa inisiatif Five Bold Moves Telkom hakikatnya dilakukan secara paralel, bukan serial.
Telkom tidak menunggu satu inisiatif selesai, kemudian beralih ke inisiatif yang lain, melainkan masing-masing inisiatif berjalan bersamaan dengan waktu peluncuran yang berbeda karena menimbang beberapa hal.
“Namun demikian timeline-nya bisa saja beda-beda karena tergantung kompleksitas, timing dan lain sebagainya,” kata Ririek.