Bisnis.com, JAKARTA - Dalam siaran pers tanggal 9 Mei 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyatakan bahwa fenomena La Nina telah berakhir pada Februari 2023.
Berbeda dengan El Nino yang menyebabkan curah hujan menurun, La Nina justru menyebabkan curah hujan tinggi.
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang fenomena La Nina. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Pengertian La Nina
Dilansir dari situs BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, La Nina adalah kondisi pendinginan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang kondisinya dibawah dari normal.
Hal ini menyebabkan berkurangnya pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah, sedangkan di bagian timur meningkat. Dengan kata lain, La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia.
Penyebab La Nina
Perbedaan El Nino dan La Nina ada pada penyebabnya. El Nino disebabkan oleh peningkatan SML di Samudera Pasifik bagian tengah. Sedangkan La Nina disebabkan oleh penurunan SML di Samudera Pasifik bagian tengah.
Waktu terjadinya pun berbeda antara El Nino dan La Nina. El Nino terjadi setiap empat tahun sekali, sedangkan waktu terjadinya La Nina lebih sulit untuk diprediksi. Biasanya lebih lama daripada El Nino yang sampai enam sampai tujuh tahun sekali.
Proses Terjadinya La Nina
Sama halnya dengan El Nino, La Nina juga terjadi melalui beberapa tahapan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan proses terjadinya fenomena tersebut.
-
Meningkatnya angin di Samudera Pasifik
Proses La Nina yang pertama adalah penurunan suhu di perairan Samudera Pasifik bagian timur. Di waktu yang sama, terdapat angin pasat timur yang bertiup dan menguat di sepanjang Samudra Pasifik.
-
Massa air hangat terbawa ke Pasifik Barat
Angin yang bertiup di Samudera Pasifik akan membawa massa air hangat ke arah Pasifik Barat. Dengan kata lain, air hangat di Pasifik Barat menjadi lebih banyak.
-
Terjadi Upwelling
Apabila massa air hangat lebih banyak di Pasifik Barat, maka massa air di Pasifik Timur akan dingin. Massa air dingin tersebut bergerak ke atas menggantikan massa air hangat yang berpindah ke Pasifik Barat. Pergantian inilah yang menyebabkan suhu di permukaan air laut menurun dibandingkan dari kondisi normalnya.
Dampak La Nina di Indonesia
Sama halnya dengan El Nino, fenomena La Nina memberikan dampak bagi Indonesia, baik dari sektor kesehatan, lingkungan, hingga perikanan. Berikut ini penjelasannya.
-
Meningkatnya penyakit
Kehadiran La Nina memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Bahkan, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya penyakit yang terbawa air (Water-borne disease).
Penyakit tersebut antara lain diare, demam berdarah, leptospirosis, inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, dan penyakit lainnya yang memang sudah diderita.
-
Meningkatnya peristiwa alam
Dampak La Nina bagi Indonesia adalah meningkatnya peristiwa alam. Dengan meningkatnya curah hujan menyebabkan beragam masalah terjadi, salah satunya banjir dan longsor. Masyarakat diminta untuk waspada terkait bahaya tersebut.
-
Menurunnya tangkapan ikan
Dilihat dari dampaknya, La Nina menyebabkan kadar klorofil-a di lautan menurun sehingga jumlah tangkapan ikan menjadi menurun.
Demikian pembahasan mengenai La Nina. Dari penjelasan tersebut, kita bisa mengetahui bahwa La Nina maupun El Nino merupakan fenomena yang bisa terjadi begitu saja. Namun, dengan menjaga kelestarian lingkungan, risiko atau dampak dari fenomena tersebut bisa diminimalisir atau bahkan dihindari.