Bisnis.com, SOLO - Setelah Grab, kini giliran Uber mengumumkan jika mereka telah melakukan PHK kepada 200 karyawannya.
Dilansir dari Reuters, Kamis (22/6/2023), pemangkasan karyawan tersebut mempengaruhi kurang dari 1% jumlah tenaga kerja Uber secara global yang berjumlah 32.700 orang.
Ini bukan kali pertama buat perusahaan penyedia layakan transportasi asal California itu melakukan PHK, awal tahun ini perusahaan juga telah merumahkan 150 karyawan di divisi layanan pengiriman.
Menurut Wall Street Journal, PHK karyawan Uber terbaru ini berdampak terhadap 35% dari tim perekrutan.
Saingan utama Uber di pasar internasionak, Lyft, juga sempat memberhentikan sekitar 26% dari total tenaga kerjanya pada bulan April dan sekitar 700 karyawan akhir tahun lalu.
PHK dilakukan karena Lyft sedang berjuang untuk melindungi margin dalam persaingan untuk merebut lebih banyak pangsa pasar dari pesaing yang lebih besar, Uber.
Sementara itu baru-baru ini, Grab Holdings Ltd. (GRAB) menyatakan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 1.000 karyawannya akibat himpitan kecerdasan buatan.
Ultimatum tersebut langsung dikeluarkan oleh CEO Grab Holdings Anthony Tan. Menurutnya akan ada 1.000 karyawan yang terdampak oleh keputusan manajemen.
“Saya paham bahwa ini adalah keputusan yang sulit diterima. Untuk ini, saya mengambil tanggung jawab sepenuhnya, dan karenanya ijinkan saya untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana kita sampai pada titik ini,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (21/6/2023).