Astranauts 2025 Libatkan 2.100 Peserta, Perkuat Daya Saing Digital

Pernita Hestin Untari
Rabu, 16 Juli 2025 | 20:25 WIB
Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Rudy (tengah) foto bersama dengan para pemenang dan dewan juri Astranauts 2025 kategori startup di Jakarta, Rabu (16/7/2025)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Rudy (tengah) foto bersama dengan para pemenang dan dewan juri Astranauts 2025 kategori startup di Jakarta, Rabu (16/7/2025)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pemenang ajang Astranauts 2025 dalam acara Demo Day & Awarding yang digelar hari ini, Rabu (16/7/2025). 

Dalam ajang Astranauts 2025, kategori Student Track dimenangkan oleh tim EV-OS DOR yang meraih juara pertama, disusul oleh Summon di posisi kedua dan Athena di posisi ketiga. 

Pada kategori Startup Track, juara pertama diraih oleh Beta yang berhak atas hadiah utama senilai Rp100 juta. Posisi kedua ditempati oleh Molca, dan Tax Point berhasil meraih posisi ketiga.

Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) Rudy mengatakan antusiasme peserta Astranauts terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Pada tahun pertama hanya tercatat 930 pendaftar, sementara pada tahun keempat jumlahnya telah mencapai 2.100 peserta. 

Dia juga menekankan tidak hanya kuantitas yang bertambah, tetapi kualitas peserta pun semakin baik, terlihat dari semakin beragamnya ide dan solusi yang ditawarkan.

Rudy menekankan program Astranauts adalah bagian dari upaya Astra untuk mempertemukan ide, teknologi, dan talenta digital dalam rangka memperkuat daya saing Indonesia.

“Jadi, kita ingin mempertemukan ide, teknologi, talenta, untuk memperkuat daya saing Indonesia,” kata Rudi di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Lebih lanjut, Astra juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transformasi digital.

“Kita percaya dalam kolaborasi antara sektor, jadi tidak cuma swasta, tapi juga penduduk pemerintah, masyarakat, yang tentu menjadi kunci untuk menciptakan impact yang lebih luas,” ungkapnya. 

Dia menyoroti Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia tahun ini telah mencapai US$90 miliar, meningkat 13% dibanding tahun lalu. Meski demikian, pendanaan untuk startup justru menurun drastis.

“Namun, di sisi lain, yang perlu diperhatikan adalah pendanaan ekosistem ini menurun dari angka yang disediakan bahwa investasi startup Indonesia tahun 2024 itu hanya US$1,1 miliar dolar, di mana itu 50% dibanding tahun sebelumnya US$2,8 miliar dolar,” katanya. 

Meski demikian, Rudy menilai tren ini mengarah pada pendekatan yang lebih sehat dan kuat secara bisnis.

“Itu proyek yang benar-benar secara fundamental itu akan jalan dan berkontribusi terhadap ekonomi suatu negara, suatu perusahaan, dan lain sebagainya. Jadi, lebih kecil tapi mungkin lebih efektif dan lebih strong secara fundamental,” ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper