Bisnis.com, JAKARTA - Kabar tentang hilangnya kontak atas kapal selam wisata ‘Titan’ milik OceanGate terus menjadi sorotan. Kejadian ini pun mengaitkan nama Elon Musk di dalamnya.
OceanGate disebutkan menggunakan layanan internet dari Starlink yang dimiliki oleh Elon Musk.
Sebagai informasi, saat ini pasukan militer AS dan Kanada sedang bekerja sama dalam upaya pencarian kapal selam Titan yang hilang.
Baca Juga Profil Konglomerat Pakistan Shahzada Dawood dan Putranya, Hilang di Kapal Selam Wisata Titanic |
---|
Kapal yang berisi lima orang itu hilang sekitar 700 kilometer selatan St John's, Newfoundland pada Minggu (18/6/2023) pagi, dan kru dari Polar Prince kehilangan kontak dengan mereka kira-kira 1 jam 45 menit sejak mereka menyelam.
Penjaga Pantai AS pun memperkirakan kapal selam tersebut kemungkinan akan kehabisan persediaan udara untuk bernapas pada hari Kamis sore waktu bagian Timur.
Nama Elon Musk Disebut
Sebelumnya, tiga minggu sebelum misi tur wisata Titanic ini, perusahaan OceanGate mengungkapkan berkat bantuan Starlink, mereka dapat mengakses koneksi internet saat menjalankan operasi penyelaman.
"Meskipun berada di tengah Atlantik Utara, kami memiliki koneksi internet yang kami perlukan untuk menyukseskan operasi penyelaman #Titanic - terima kasih @Starlink!" tulis @OceanGateExped melalui akun Twitternya pada Kamis (1/6/2023)
Starlink pun merespons dengan menyukai tweet tersebut.
Sayangnya, tidak diketahui apakah Starlink memiliki peran dalam hilangnya atau terputusnya komunikasi Titan atau apakah digunakan dalam misi tersebut, termasuk kapal selam atau kapal The Polar Prince.
Saat ini, Starlink maupun Elon Musk belum memberikan pernyataan mengenai penumpang yang hilang di kapal Titan atau menjelaskan apakah ada hubungan antara OceanGate dan Starlink.
Melansir dari beberapa sumber, OceanGate Expeditions menawarkan eksplorasi bawah laut bagi para turis.
Dengan membayar US$250.000 atau sekitar Rp3,7 miliar, para wisatawan tersebut bisa menjelajahi sisa-sisa Titanic selama delapan hari.
Akan tetapi, sebelum ekspedisi yang dilakukan pada Minggu (18/6), nyatanya kapal Titan ini kritik karena melanggar aturan keselamatan.
Bahkan, perusahaan juga menghadapi gugatan keselamatan dari mantan karyawannya yang berargumen kapal tersebut berbahaya bagi penumpang.
Terkuak juga kabar soal pengakuan pembuat kapal Titan yang menyebut kapal tersebut tidak diperiksa oleh kelompok independen seperti American Bureau of Shipping untuk memastikan memenuhi standar keselamatan.
American Bureau of Shipping (ABS) adalah sebuah lembaga klasifikasi yang berbasis di Amerika Serikat. ABS memberikan layanan sertifikasi, inspeksi, dan klasifikasi untuk kapal dan instalasi lepas pantai. Tujuan utama ABS adalah untuk memastikan keselamatan, keandalan, dan efisiensi operasional dari kapal dan struktur kelautan lainnya.
Sementara itu koresponden CBS David Pogue, membagikan pengalaman pribadinya saat mengikuti ekspedisi kapal selam untuk mengeksplorasi bangkai Titanic 2022 lalu.
Dia mengatakan sulit bagi tim penyelamat untuk menemukan kapal selam tersebut tepat waktu.
Pogue menjelaskan para penumpang berada di dalam kapsul utama yang tersegel dengan baut yang dipasang dari luar kapal selam. Untuk keluar dari kapsul, baut-baut tersebut harus dilepas oleh awak kapal di luar.
Kapal selam yang diyakini sebagai kapal selam Titan milik OceanGate memiliki tujuh sistem untuk dapat naik kembali ke permukaan, namun Pogue menggambarkan belum ada satu pun dari tujuh sistem tersebut yang berhasil hingga saat ini.
Dia juga menyatakan keprihatinannya bahwa kapal selam tersebut tidak dilengkapi dengan penyokong atau kapsul penyelamatan.
Pogue menjelaskan kemampuan kapal selam untuk naik ke permukaan tidak akan berguna jika kapal selam terjebak atau mengalami kebocoran di dalam laut.
"Tidak ada penyokong, tidak ada kapsul penyelamatan. Pilihannya Cuma dua, kapal selam ini harus kembali ke permukaan atau berisiko kehilangan nyawa,” ujarnya.