Jumlah Pelanggan Korporasi Good Doctor Meningkat

Khadijah Shahnaz Fitra
Kamis, 8 Juni 2023 | 10:20 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Good Doctor, platform telemedisin, mencatatkan pertumbuhan pengguna dan transaksi untuk segmen korporasi di tengah musim dingin perusahaan teknologi berkepanjangan dan 

Direktur PT Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana mengatakan hingga saat ini Good Doctor telah bekerjasama dengan lebih dari 2,500 perusahaan dan asuransi besar di Indonesia, untuk mengakomodir kebutuhan layanan kesehatan dari para karyawan dan pemegang polis mereka. 

Good Doctor mengeklaim dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pelanggan dan transaksi di segmen B2B tumbuh. Sayangnya, Danu tidak memberitahu detail pertumbuhan tersebut.

"Dari segmen ini, kami mendapatkan pertumbuhan pengguna dan transaksi, meskipun pandemi sudah melandai," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (8/6/2023) 

Dia mengatakan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari kekuatan yang dimiliki Good Doctor. 

Perusahaan rintisan di bidang kesehatan itu telah didukung oleh lebih dari 6.000 dokter terdaftar dan 4.000 apotek, rumah sakit, serta laboratorium kesehatan resmi di lebih dari 100 kota.

Adapun untuk segmen ritel atau B2C, Good Doctor mencoba meningkatkan minat pengguna perorangan terhadap layanan kesehatan digital, melalui kolaborasi dengan Grab.

"Kami memiliki layanan Grab Health di dalam aplikasi Grab; dan juga kolaborasi dengan perusahaan AXA Financial Indonesia dalam membuat inovasi produk asuransi rawat jalan dengan premi Rp100.000-an per bulan," kata Danu. 

Sekadar informasi, pendanaan kepada perusahaan rintisan atau startup sektor kesehatan di Indonesia diprediksi masih akan bertumbuh meskipun pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan bahwa berdasarkan data dari DailySocial Research menunjukkan digital health market di Indonesia masih akan tumbuh 20% sampai 10 tahun mendatang.

”Salah satu yang paling cepat akselerasinya di Asia Tenggara,” ujarnya. 

Berdasarkan data CB Insights, perusahaan riset startup, Selasa (30/5), menunjukkan adanya penurunan pendanaan startup kesehatan global mulai terjadi sejak mencapai puncaknya pada kuartal II/2021.

Angkanya berangsur merosot hingga mencapai US$3,4 miliar dengan 387 kesepakatan pada kuartal III/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper