Bisnis.com, JAKARTA - Sony Group Corporation masih mengalami banyak kesulitan untuk mengembangkan cloud gaming yang diyakini akan menjadi tren baru bermain gim. Sejumlah hambatan besar masih harus diselesaikan oleh perusahaan teknologi asal Jepang itu.
CEO Sony Group Corporation Kenichiro Yoshida mengatakan pihaknya masih mengamati perkembangan dari cloud gaming. Namun dia mengatakan masih banyak kesulitan yang ditemui dalam pengembangan cloud gaming oleh Sony.
Yoshida mengatakan kesulitan paling besar dari pengembangan cloud gaming adalah adanya potensi perlambatan pada kecepatan jaringan dan masalah efisiensi dari investasi besar yang dikeluarkan untuk menjaga server tetap berjalan pada saat minimnya pengguna.
Dia mengungkapkan, beberapa pengembang cloud gaming seperti OnLive, Alphabet Inc, dan Stadia milik Google dinilai masih gagal. Hanya cloud gaming milik Microsoft Game Pass yang masih mencatatkan pertumbuhan jumlah pengguna.
"Sony akan menggunakan waktu sepi pengguna itu untuk melatih kecerdasan buatannya yakni Sophia agar dapat mengalahkan pengguna sungguhan dalam gim Gran Turismo," ujar Yoshida seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (5/5/2023).
Sony tengah bersiap untuk mendorong pengembangan cloud gaming dalam beberapa bulan ke depan. Sony tengah berekspansi untuk merambah pasar gim ponsel. Gerakan agresif Sony dimulai dengan pencaplokan perusahaan video gim Amerika Serikat, Bungie Inc baru-baru ini.
Akuisisi Bungie Inc membuat Sony dapat memberikan lebih banyak layanan yang tidak hanya terpatok di konsol PlayStation dan komputer, tapi juga bisa merambah ke pasar ponsel.
Presiden Sony Interactive Entertaiment Jim Ryan mengatakan pengembangan cloud gaming akan menjadi langkah penting untuk menangkap peluang dari tren baru bermain gim.
"Sony memiliki beberapa rencana yang cukup menarik dan cukup agresif untuk mempercepat inisiatif kami di ruang cloud,” ungkapnya.