Bisnis.com, JAKARTA - Modal ventura dinilai masih memiliki peran penting bagi perusahaan untuk mendorong transformasi digital, baik di internal maupun ekosistem sebuah perusahaan.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura berpendapat peran unit bisnis dan anak usaha modal ventura di perusahaan, baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN), masih cukup krusial dalam mendorong digitalisasi.
Tesar berpendapat bahwa perusahaan perlu tetap mempertahankan keberadaan modal ventura, kendati kondisi bisnis perusahaan rintisan tengah bergejolak dan gugurnya sejumlah modal ventura di luar negeri.
Untuk bertahan, kata Tesar, modal ventura dalam negeri perlu memperluas fokus bisnis sehingga tidak hanya berperan sebagai pemodal, juga dapat menghubungkan solusi teknologi milik startup lokal dengan kebutuhan perusahaan ataupun ekosistem yang dimilikinya.
“Jangan lagi modal ventura menyasar startup yang bubble. Banyak UMKM yang bisnisnya nyata. Jadi modal ventura berganti saja segmen saja, sehingga lebih powerfull bagi ketahanan negara,” kata Tesar, Senin (5/6/2023).
Tesar juga menjelaskan dana yang disiapkan perusahaan untuk investasi di startup adalah dana khusus, yang berasal dari internal dan eksternal.
Di tengah kondisi ‘tech winter’ dan perekonomian global yang tidak menentu, penghimpunan dana berjalan sedikit sulit. Porsi investasi melalui modal ventura dikurangi oleh induk, sementara penghimpun dana melalui jalur eksternal juga tidak memberikan banyak hasil.
Tesar pun menyarankan di tengah dana terbatas yang dimiliki, modal ventura harus sangat berhati-hati dalam berinvestasi.
“Di tengah kondisi seperti sekarang mungkin modal ventura perlu melakukan efisiensi. Kedua, mungkin mereka tidak perlu habis-habisan dalam berinvestasi. Sekarang investasinya lebih masuk akal, tidak elok juga kalau VC nya ditutup,” kata Tesar.
Sebelumnya, Sea Ltd. perusahaan raksasa yang memiliki platform e-commerce Shopee dan gim daring Garena dikabarkan membubarkan divisi investasinya, Sea Capital. Mengutip dari Reuters, Jumat (2/6/2023) informasi ini diketahui dari dua sumber yang mengetahui permasalahan tersebut, seiring lingkungan investasi melambat secara global karena ketidakpastian ekonomi.
Sea Capital sendiri telah berhenti melakukan investasi ekuitas baru pada 2022. Menurut sumber, menimbang kondisi pasar, Sea menetapkan prioritas yang rendah dalam investasi. Keputusan perusahaan membubarkan Sea Capital berasal dari investor teknologi menahan diri untuk berinvestasi karena suku bunga yang lebih tinggi.
Kabar penutupan Sea Capital oleh Sea Ltd dikhawatirkan juga terjadi di Indonesia, seiring dengan tren pelemahan investasi startup di Tanah Air. Modal ventura berstatus sebagai anak usaha berpotensi ‘dikesampingkan’ ketika induk lebih memilih berinvestasi pada hal yang lebih menguntungkan di era suku bunga tinggi.
“Bagi modal ventura yang memang fokus ke pendanaan perusahaan rintisan, saya rasa mereka masih dapat bertahan. Tetapi kalo modal venturanya merupakan anak perusahaan, bisa jadi akan mengikuti langkah Sea Ltd,” kata Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda.