Bisnis.com, JAKARTA - Fore Coffee, startup ritel kopi lokal, mengatakan strategi bisnis 2023 adalah untuk mencapai profitabilitas atau untung.
CEO & Co-founder Fore Coffee Vico Lomar mengatakan strategi bisnis pada tahun ini untuk mencapai profitabilitas tetap dilakukan kendati 50 persen gerai sempat non-fungsi karena terhantam badai pandemi sepanjang 2020 hingga 2021.
Namun, Fore Coffee mengeklaim mampu meraih positif EBITDA sejak kuartal III/2021. Hal ini didorong dengan adanya pemangkasan anggaran promosi hingga 50 persen pada 2021, 30 persen pada 2022, dan lebih lanjut 20 persen-30persen pada 2023.
“Sepanjang 2022, Fore Coffee telah membuktikan komitmen untuk jadi teladan semangat kepeloporan dan inovasi berbasis pelanggan yang merupakan bagian dari nilai integritas merek,” jelas Vico, Rabu (31/5/2023).
Dia menuturkan produk minuman unggulan Foree adalah instrumen promosi paling efektif.
Lebih lanjut, Vico memaparkan tiga langkah strategis yang jadi kunci keberhasilan Fore Coffee dalam memantapkan jangkauan bisnis dan mencetak berbagai prestasi serta pencapaian yang spektakuler guna capai profitabilitas usaha, yaitu mendorong kualitas produk unggulan dengan inovasi Litbang, memberdayakan sumber daya manusia bermutu, serta menargetkan pembukaan gerai terbaru.
Produk unggulan atau signature Fore Coffee sepanjang 2022 seperti Aren Latte, Pandan Latte hingga Butterscotch Sea-Salt Latte. Produk-produk ini berhasil mendorong merk masuk ke dalam daftar Top 5 brand dengan top of mind tertinggi di Indonesia.
Salah satu terobosan pemasaran adalah menunjuk Vidi Aldiano untuk jadi Chief Savor Advisor Fore Coffee di tahun 2022 lalu dan memperkenalkan jajaran minuman musiman baru yang berdasarkan kurasi cita rasa ala Vidi Aldiano.
“Kampanye tersebut laku keras di pasar dan menciptakan antrean di banyak gerai Fore Coffee,” tuturnya.
Fore Coffee pun menargetkan pemasaran secara organik dan berkelanjutan pada tahun ini. Startup ritel kopi ini pun mengklaim akusisi pelanggan baru semakin tinggi baik dari offline atau online.
Vico menilai akusisi tersebut merupakan bentuk kontribusi penajaman citra brand, yang sudah di fokuskan tim pemasaran dari tahun lalu.