Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan pengalihan unit usaha IndiHome ke PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) atau spin off tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan pada tahun ini. Kendati demikian, perseroan tetap melakukan revisi target.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan pengalihan IndiHome ke Telkomsel baru akan efektif pada paruh kedua 2023 dan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan pada tahun tersebut. Oleh sebab itu, Telkom kemungkinan akan sedikit merevisi target yang sempat ditetapkan pada awal tahun.
“Ada revisi target kenaikkan sedikit dibandingkan dengan kenaikkan target yang ada sebelumnya,” kata Ririek, Selasa (30/5/2023).
Sementara itu Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi, mengatakan pengalihan IndiHome ke Telkomsel ditargetkan efektif pada 1 Juli 2023.
Dari aktivitas tersebut terdapat beberapa efisiensi yang didapatkan Telkom baik dari sisi biaya operasional (Opex) maupun belanja modal (Capex). Dengan efisiensi, Heri berharap perseroan mendapat pertumbuhan berkelanjutan.
“Satu lagi yang paling penting juga, kami juga harus menjaga dari transisi kelancarannya, sehingga tidak ada distorsi terhadap layanan IndiHome dan Telkomsel,” kata Heri.
Sebelumnya, McKinsey, sebuah perusahaan konsultan multinasional, menyampaikan bahwa potensi sinergi dari fixed mobile convergence (FMC) Telkom mencapai Rp5 triliun- Rp6 triliun per tahun.
Telkom berpeluang mendapatkan tambahan pendapat dan EBITDA yang berasal dari efisiensi biaya operasional (Operational Expenditure/Opex) dan belanja modal (Capital Expenditure/Capex), serta peningkatan pendapatan.
McKinsey memperkirakan dengan masuk ke konvergensi, Telkom dapat melakukan efisiensi biaya operasional hingga Rp1,6 triliun - Rp1,9 triliun per tahun, kemudian untuk efisiensi belanja modal sebesar Rp0,3 triliun - Rp0,4 triliun. Untuk Telkomsel, dengan memasarkan produk FMC ada potensi peningkatan pendapatan langsung sebesar Rp3,3 triliun per tahun.
McKinsey Analysis juga memperkirakan pertumbuhan nilai sinergi Telkomsel-IndiHome akan terus meningkat dari Rp500 miliar pada 2023 menjadi Rp5,6 triliun pada 2027. Pendapatan Telkomsel setelah sinergi juga diproyeksikan melesat dari Rp118,5 triliun pada 2023 menjadi Rp140,2 triliun pada 2027.
Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan perusahaan yang menerapkan FMC, memiliki potensi untuk makin adaptif dengan perkembangan industri dan teknologi.
Penerapan FMC akan memperkuat struktur bisnis perusahaan, serta mendorong efisiensi dan efektivitas operasional karena konvergensi teknologi fixed dan mobile dilakukan dalam satu operasional layanan.
Simplifikasi layanan juga akan makin membantu pelanggan, seperti satu layanan aplikasi, satu tagihan yang terintegrasi, serta kualitas layanan broadband yang seamless ketika berada di rumah maupun saat di luar rumah.
“Integrasi ini menjadi game changer kompetisi layanan internet di Indonesia, yang akan jadi model layanan konvergensi,” kata Heru.