Bisnis.com, JAKARTA - Xiaomi, produsen teknologi asal China, mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2023 terimbas oleh merosotnya permintaan terhadap layanan elektronik dan internet di tengah perekonomian China yang masih ‘kembang kempis’.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (25/5/2023), penjualan di seluruh lini Xiaomi mencatatkan penurunan. Adapun penurunan terbesar terdapat di lini ponsel, yaitu turun 24 persen di China, dan 28 persen di luar negeri. Penurunan penjualan ini pun membayang hasil laba kuartal.
Laba bersih Xiaomi pada kuartal I/2023 sebesar 4,2 miliar yuan, dibantu oleh keuntungan nilai wajar atas investasi yang mencapai lebih dari 3,5 miliar yuan. Itu melebihi perkiraan rata-rata 2,5 miliar yuan. Pendapatan sebesar 59,5 miliar yuan atau senilai Rp125,9 triliun juga berada di atas perkiraan rata-rata sebesar 58,8 miliar yuan untuk periode yang sama.
Xiaomi sendiri saat ini diketahui ingin mencoba masuk ke bisnis kendaraan listrik dengan menghabiskan lebih banyak uang untuk investasi di sektor tersebut. Sebagai kompensasi, perusahaan malah membatasi sejumlah biaya untuk efisiensi, termasuk pemasaran.
Untuk memastikan proyek kendaraan listriknya berjalan, perusahaan kini harus bergantung kepada bisnis tradisionalnya yang sedang terpukul akibat perlambatan ekonomi China.
“Dari semua vendor yang menderita selama iklim ekonomi yang sulit ini, Xiaomi menghadapi beban terberatnya. Inventaris tertinggi untuk Xiaomi di hampir semua wilayah,” kata Nabila Popal, Direktur Riset IDC’s Worldwide Tracker team.
Di saat bersamaan, kata Popal, Xiaomi juga kehilangan kendalinya di pasar India, sehingga cukup memengaruhi kinerja perusahaan.
Sebagai informasi, Xiaomi baru meluncurkan handset Xiaomi 13 Pro andalan baru pada Februari, yang dengan cepat ditindaklanjuti dengan keluarnya Xiaomi 13 Ultra seharga 6.499 yuan sebulan yang lalu.
Di Indonesia, Xiaomi bukan menjadi merek ponsel favorit meski produsen China tersebut sering merilis produk barunya.
Menurut data Statistica, ternyata HP favorit orang Indonesia pada 2023 adalah Oppo. Merek ini digunakan oleh 21,04 persen orang Indonesia dan menjadi yang terbanyak digunakan di Tanah Air.
Kemudian pada posisi kedua ada Samsung yang mengambil 20,53 persen jatah. Sementara Xiaomi berada pada urutan ketiga dengan porsi 18,54 persen.