Bisnis.com, JAKARTA - Twitter Inc. melaporkan penurunan pendapatan sekitar 40 persen pada Desember 2022 secara tahunan (year-on-year/YoY), usai platform tersebut diurus oleh Elon Musk.
Dilansir dari Reuters, Senin (6/3/2023), hal tersebut disampaikan dalam laporan Wall Street Journal yang mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dikatakan bahwa penurunan pendapatan itu terjadi setelah banyak pengiklan meninggalkan platform media sosial itu menyusul adanya pengambilalihan oleh Elon Musk pada 27 Oktober 2022.
Menurut data dari firma riset periklanan Standar Indeks Media, akuisisi Twitter oleh Elon Musk berrdampak pada penurunan bisnis iklan di platform selama Desember 2022 hingga 71 persen.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Twitter. Elon Musk juga sebelumnya telah memperingatkan adanya kemungkinan kebangkrutan di Twitter.
Sebagaimana diketahui, pada akhir Oktober 2022, Elon Musk telah menyelesaikan akuisisi Twitter senilai US$44 miliar.
Setelah akuisisi, bos Tesla itu menerapkan reformasi dalam aspek operasi sehari-hari perusahaan termasuk pemecatan eksekutif yang bertanggung jawab atas privasi, keamanan dunia maya, dan penyensoran serta sekitar dua pertiga karyawan Twitter.
Twitter juga tercatat telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3.700 karyawan pada awal November dalam rangka perampingan biaya.
Pada Januari 2023, Twitter telah melakukan pembayaran bunga pertamanya atas utang US$12,5 miliar yang digunakan Musk untuk menjadikan perusahaan itu pribadi.
Perusahaan juga telah berusaha bangkit dari keterpurukan dengan menghadirkan berbagai fitur berbayar di layanan premiumnya, salah satunya Twitter Blue.