Bisnis.com, JAKARTA - OpenAI baru saja meluncurkan ChatGPT Plus, layanan berbayar ini akan memberikan pengguna akses prioritas chatbot AI. Diyakini layanan tersebut bakal menjadi rival untuk raksasa mesin pencari, Google.
Padahal, layanan ChatGPT yang sebelumnya sudah membuat petinggi Google 'ketar-ketir'. Hal ini dikarenakan kehadiran layanan tersebut diindikasi dapat menjungkirbalikkan bisnis mesin pencarian, yang sangat bergantung pada iklan dan e-commerce yang ditemukan di Google Search.
Apa perbedaan ChatGPT dan ChatGPT Plus?
Dilansir dari Mashable, Senin (6/2/2023), ChatGPT Plus merupakan versi berbayar dari chatbot kecerdasan buatan (AI) daring yang dibuat oleh OpenAI.
Dengan memilih paket berlangganan ChatGPT Plus ini, pengguna akan diprioritaskan saat mengakses ChatGPT ketika banyak orang menggunakan layanan yang sama.
Bukan itu saja, pengguna juga mendapat waktu respons yang lebih cepat serta akses prioritas ke fitur dan peningkatan layanan baru.
Sejauh ini, ChatGPT Plus baru tersedia di Amerika Serikat dengan biaya langganan US$20 atau sekitar Rp298.471.
Untuk bergabung, pengguna dapat mendaftar ke daftar tunggu ChatGPT Plus. Daftar tunggunya tidak sama dengan daftar tunggu yang dikirim OpenAI untuk ChatGPT Professional pada awal Januari.
Nantinya, perusahaan akan mulai mengundang orang dari daftar tunggu tersebut dalam beberapa pekan mendatang.
"Ada juga daftar tunggu terpisah untuk penawaran lain yang rencananya akan diluncurkan OpenAI khusus untuk pengembang yang disebut ChatGPT API," kata OpenAI dalam keterangannya.
Sebelumnya, ChatGPT yang diluncurkan pada Desember 2022 jadi layanan chatbot berbasis AI yang banyak digunakan.
Versi ini telah membuat beberapa perubahan yang cukup canggih dan sangat membantu orang dalam bekerja seperti menulis esai hingga membuat malware.