Bisnis.com, JAKARTA - Lead Security Researcher Global Research & Analysis Team (GReAT) Kaspersky Victor Chebyshev membagikan tips aman menjaga data pribadi ketika menggunakan aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp.
Pasalnya dia menyebut sebuah database yang berisi nomor ponsel terbaru dari hampir 500 juta pengguna WhatsApp diduga bocor dan disiapkan untuk dijual.
"Penjual mengeklaim bahwa mereka dapat menawarkan nomor telepon pengguna dari 84 negara, dan ini memprihatinkan," katanya, Senin (28/11/2022).
Menurut Victor, saat data ini berakhir di tangan yang salah, penipu mungkin meluncurkan berbagai jenis serangan dari panggilan spam hingga phishing suara.
Untuk itu, sambung dia, keamanan privasi adalah perhatian utama. Sebab, bagi para penjahat dunia maya, memiliki nomor telepon calon korban secara signifikan meningkatkan keberhasilan peluang serangan, karena sebagian besar layanan online mengharuskan memasukkan nomor telepon bersama dengan data pribadi lainnya.
"Doxing, cyberbullying, pemerasan, hingga pemerasan adalah beberapa potensi ancaman siber yang mungkin dihadapi para korban," terang Victor.
Guna menghindari risiko kejahatan siber, dia menyarankan pengguna WhatsApp untuk menyembunyikan data dari semua orang kecuali yang terdapat di daftar kontak di pengaturan privasi WhatsApp.
Bukan itu saja, pengguna juga diminta berhati-hati dan memperhatikan panggilan serta pesan dari nomor yang tidak dikenal.
Selain itu juga aktifkan otentikasi dua faktor jika belum diaktifkan, sehingga para penipu tidak akan dapat menggunakan nomor untuk tujuan berbahaya.
"Selanjutnya jangan pernah membuka tautan mencurigakan yang dikirim oleh siapa pun karena mungkin ada file berbahaya yang dilampirkan atau dapat langsung mengarahkan ke konten penipuan," tegas Victor.