Bisnis.com, JAKARTA - Twimbit, lembaga riset yang berfokus pada industri perbankan, telekomunikasi dan transformasi digital, menilai segmen enterprise dan UMKM akan menjadi salah satu pasar potensial untuk digarap perusahaan telekomunikasi Indonesia pada 2023.
Twimbit memperkirakan belanja informasi teknologi (IT) dari kedua segmen tersebut akan tumbuh signifikan dalam 5 tahun ke depan. CEO Twimbit Manoj Menon mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang gemilang di dunia.
Perusahaan telekomunikasi Indonesia berpeluang turut meraup manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi, khususnya di pasar korporasi dan UMKM.
“Kami melihat pertumbuhan tersebut berasal dari bisnis UMKM dan enterprise. Jadi kunci kemenangan industri telekomunikasi ada di enterprise,” kata Manoj, Rabu (4/1/2023).
Manoj mengatakan perusahaan yang dapat masuk lebih dalam ke pasar enterprise, berpeluang untuk tumbuh lebih besar pada 2023.
Peluang bisnis industri telekomunikasi pada 2023 tidak hanya berada di segmen ritel (B2C), juga di segmen korporasi (B2B).
Dalam laporannya, Twimbit memprediksi total belanja teknologi informasi (IT) yang digelontorkan oleh pemerintah dan perusahaan di Indonesia mencapai Rp459 triliun pada 2027, naik 53 persen dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp300 triliun.
Dari total Rp459 triliun tersebut, sebagian besar belanja IT dikeluarkan oleh perusahaan skala menengah dan besar. Sementara itu perusahaan skala mikro dan kecil serta pemerintahan menghabiskan belanja IT yang lebih rendah.
Kemudian, penetrasi internet di segmen perusahaan skala mikro dan kecil pada 2027 juga diprediksi mencapai 67 persen, naik signifikan dibandingkan dengan 2022 yang diperkirakan mencapai 30 persen.
Twimbit juga memperkirakan dalam 5 tahun ke depan - periode 2022-2027 - teknologi internet of things (IoT), Blockchain, komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi teknologi kunci yang mendominasi pasar Indonesia.
Sementara itu untuk menangkap peluang di segmen enterprise dan UMKM, Direktur & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah mengatakan segmen B2B atau Business to Business menjadi salah satu perseroan pada 2023.
Untuk memaksimalkan peluang di segmen ini, kata Danny, perusahaan akan menerapkan strategi kemitraan atau partnership.
“Partnership menjadi peran utama. Pak Vikram Sinha (CEO IOH) sudah berbicara dengan banyak pemain besar di industri untuk masuk masuk ke pasar enterprise,” kata Danny.
Indosat Ooredoo Hutchison akan terus berusaha memberikan solusi yang tepat kepada para klien, salah satunya lewat kerja sama dengan perusahaan teknologi lainnya. IOH juga akan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh Ooredoo dan Hutchison untuk memberikan layanan ke pasar korporasi.
Sementara itu President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, mengatakan setelah 1 tahun perusahaan merger beroperasi banyak inisiatif yang telah dilakukan dalam upaya memenuhi tujuan besar IOH. Dia memastikan serangkaian pencapaian yang terjadi 365 hari lalu baru lah awal dari perjalanan IOH.
“Ini merupakan awal yang baik bagi perjalanan IOH ke depan, dan kami akan terus berfokus untuk menghadirkan pengalaman yang mengesankan bagi pelanggan,” kata Vikram.
IOH, kata Vikram, akan menjadi agen kolaborator untuk mendorong ekonomi digital Indonesia agar terus tumbuh.