Mastel: Adopsi IPv6 Operator Seluler Masih Rendah

Rahmi Yati
Selasa, 3 Januari 2023 | 20:13 WIB
Teknisi memasang perangkat Base Transceiver Station (BTS) di salah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Teknisi memasang perangkat Base Transceiver Station (BTS) di salah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai implementasi penggunaan IP address versi 6 (IPv6) oleh operator seluler kebanyakan masih di level 0,0x persen.

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot menilai angka tersebut perlu menjadi perhatian serius.

"Tahun ini [2023], yang cukup menjadi tantangan adalah percepatan implementasi IPv6 karena kebanyakan masih di level 0,0x persen," katanya, Selasa (3/1/2023).

Menurut Sigit, adopsi IPv6 memang terbilang masih sangat rendah sekitar 14 persen. Hal ini bahkan membuat Indonesia tertinggal secara global yang ada di level 33 persen, pun di regional Asia Tenggara yang reratanya hanya sekitar 29 persen.

Dia menyebut ada beberapa hal yang jadi alasan adopsi IPv6 masih sangat rendah. Di antaranya, pada saat ini realitanya IPv4 masih lebih dominan baik secara jaringan maupun trafik.

Kemudian migrasi ke IPv6 juga memerlukan upgrading insfrastuktur yang tidak murah, ketersediaan SDM, dan lainnya sehingga secara bisnis masih dilihat sebagai tambahan beban biaya.

"Mungkin itu sebabnya, data terakhir, level adopsi IPv6 operator telekomunikasi sangat rendah, bahkan di level 0.0x persen," ujarnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, kondisi ini ada kaitannya dengan kurang kondusifnya kesehatan industri, tingginya tekanan kompetisi dan tidak adanya kepastian investasi.

Senada, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif juga mengatakan saat ini penggunaan perangkat telekomunikasi dengan dual mode IPv4 dan IPv6 masih rendah.

Perusahaan internet service provider (ISP) maupun penyedia perangkat yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, menurutnya masih banyak menggunakan singel mode IPv4.

"Untuk itu, APJII mendukung implementasi penggunaan IPv6. Memang implementasi dual mode IPv4 dan IPv6 di Indonesia masih mengalami tantangan. Namun kini sudah banyak vendor perangkat telekomunikasi yang memproduksi dengan standar dual mode IPv4 dan IPv6," ujar Arif.

Dia menuturkan, berdasarkan data yang dimiliki APJII hingga September 2022, pertumbuhan pengguna yang sudah dapat menggunakan IPv6 hanya sebesar 14 persen. Padahal, IPv6 sudah mulai diterapkan di Indonesia sejak 2006.

Adapun berdasarkan survei yang dilakukan APJII pada 2021, kendala utama dalam mengimplementasikan IPv6 adalah karena keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya untuk implementasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper