Bisnis.com, Perusahaan induk TikTok ByteDance Ltd. menemukan sejumlah karyawan mendapatkan akses ke data sejumlah pengguna di Amerika Serikat secara ilegal. Hal ini mempersulit upaya raksasa teknologi China yang tengah meyakinkan anggota parlemen AS bahwa aplikasinya aman.
"Individu-individu yang terlibat menyalahgunakan wewenang mereka untuk mendapatkan akses ke data pengguna TikTok," kata CEO ByteDance Shou Zi Chew dalam sebuah memo, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (23/12/2022).
Akses data tersebut berasal dari penyelidikan internal ByteDance yang berlangsung selama musim panas untuk menemukan sumber kebocoran karyawan kepada pers.
Penasihat Umum TikTok Erich Andersen mengatakan anggota tim audit internal ByteDance yang bertanggung jawab atas penyelidikan mengakses data pribadi dari beberapa akun jurnalis, termasuk alamat IP, untuk mencoba menentukan apakah mereka berinteraksi dengan karyawan TikTok.
Perusahaan meluncurkan penyelidikan terpisah setelah laporan Forbes mengklaim karyawan ByteDance berencana menggunakan aplikasi TikTok untuk melacak lokasi pengguna di AS. Penyelidikan kedua itu menemukan akses ke data pribadi pengguna secara tidak sah.
New York Times mengabarkan, satu orang di tim tersebut mengundurkan diri dan tiga orang lainnya dipecat karena masalah ini. Tim audit internal ByteDance juga telah direstrukturisasi sebagai upaya untuk mencegah pelanggaran serupa di masa depan.
"Saya ingin menambahkan bahwa pelanggaran ini sama sekali tidak mewakili apa yang saya ketahui tentang prinsip-prinsip perusahaan kami. Saya kecewa mendengar bahwa siapa pun, bahkan sebagian kecil orang, akan menganggap hal ini dapat diterima," kata Chew.
Pekan lalu, para senator AS dari kedua partai mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengambil tindakan guna mengatasi masalah keamanan nasional yang ditimbulkan oleh meluasnya penggunaan TikTok. Senat telah memilih untuk melarang aplikasi video tersebut di ponsel pejabat pemerintah AS dan perangkat lainnya.
Ketua Intelijen Senat Mark Warner mengatakan Kongres dan negara-negara bagian dapat segera mengambil langkah lebih lanjut untuk membatasi TikTok karena masalah keamanan jika pemerintah tidak segera memberikan solusi untuk melindungi pengguna di AS.
Warner mengungkapkan dua kekhawatiran, yaitu mengenai perlindungan data pengguna dan bahwa ByteDance akan menyesuaikan algoritmanya untuk menampilkan propaganda Partai Komunis China mengenai Taiwan atau masalah lainnya.