Kaleidoskop 2022: Frekuensi Telkomsel- Indosat, Bertambah, XL (EXCL) - Smartfren (FREN) Stagnan

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 21 Desember 2022 | 13:43 WIB
Pekerja melakukan perawatan pada salah satu Base Transceiver Station (BTS) di Depok, Jawa Barat, Senin (25/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perawatan pada salah satu Base Transceiver Station (BTS) di Depok, Jawa Barat, Senin (25/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah operator seluler berhasil menambah spektrum frekuensi sepanjang 2022 yang berpotensi meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi bisnis. 

Tambahan spektrum terjadi dari aksi korporasi merger, lelang dan kesepakatan bisnis. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjadi operator yang paling banyak menambah spektrum. 

Pada November 2022, sebanyak 15 MHz - 30 MHz spektrum frekuensi yang digunakan oleh PT Berca Hardayaperkasa (Berca) dialihkah kepada Telkomsel.

Dengan peralihan tersebut, secara total anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. itu memanfaatkan spektrum frekuensi sebesar 102,5 x2 MHz untuk melayani sekitar dari 160 juta pelanggan di seluruh Indonesia. 

Total spektrum sudah termasuk tambahan 2x5 MHz -spektrum bekas Indosat - di pita 2,1 GHz  yang mereka dapatkan dari proses lelang. Telkomsel menawar dengan harga Rp605 miliar untuk mendapatkan spektrum tersebut. 

Sementara itu, mengenai spektrum yang Telkomsel dapatkan dari Berca, Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Informatika Adis Alifiawan mengatakan penambahan spektrum melalui pengalihan hak penggunaan pita frekuensi radio 2,3 GHz dari Berca kepada Telkomsel. 

Tidak ada pengembalian spektrum frekuensi radio kepada Kemenkominfo terlebih dahulu, sehingga spektrum frekuensi dapat langsung dialihkan tanpa lelang. Pengalihan berasal dari inisiasi Berca dan Telkomsel melalui kesepakatan business-to- business (B2B). 

Pengalihan spektrum juga sudah sesuai dengan Undang-Undang No.11 /2020 tentang Cipta Kerja, berikut dengan aturan-aturan pelaksanaannya, baik di level Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Kominfo (PM) yang efektif mulai berlaku sejak awal 2021. 

Dalam peraturan tersebut penyelenggara jaringan telekomunikasi pemegang Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dimungkinkan untuk dapat melakukan pengalihan seluruh hak penggunaan spektrum frekuensi radio yang dipegangnya kepada penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya. 

“Berca dan Telkomsel secara bersama menyampaikan permohonan kepada Kemenkominfo untuk mendapatkan persetujuan pengalihan hak penggunaan spektrum frekuensi radio dimaksud,” kata Adis kepada Bisnis, beberapa waktu lalu. 

Sekadar informasi, proses perpindahan spektrum ke operator dapat terjadi melalui pengalihan maupun lelang. Dalam hal pengalihan, spektrum frekuensi masih digunakan oleh operator A kemudian dialihkan ke operator B, karena sudah terjadi kesepakatan antara masing-masing operator. 

 Sementara itu dalam hal lelang, terdapat spektrum frekuensi kosong – yang memang belum dimiliki oleh siapapun atau milik operator seluler yang dikembalikan ke Kemenkominfo – kemudian dilakukan lelang karena peminat atas spektrum kosong tersebut banyak. 

 Adis menuturkan penggunaan pita frekuensi radio 2,3 GHz Berca yang dialihkan kepada Telkomsel seluruhnya berada di luar Pulau Jawa yaitu di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, serta Pulau Sulawesi bagian Selatan. 

Pada wilayah-wilayah tersebut, jika digabungkan dengan penetapan IPFR sebelumnya, Telkomsel memiliki IPFR 2,3 GHz dengan jumlah bandwidth yang sama (50 MHz) atau relatif sedikit lebih banyak dibandingkan dengan IPFR di Pulau Jawa (selisih 5 – 10 MHz). 

 “Pengalihan tersebut akan memberikan manfaat salah satunya berupa pemerataan kualitas jaringan seluler (4G/5G) untuk area-area dimaksud guna penyediaan akses Internet cepat,” kata Adis. 

 

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan Telkomsel telah menyepakati pengalihan hak penggunaan spektrum frekuensi radio pada pita frekuensi radio 2,3 GHz dari Berca. 


“Telkomsel akan mengoptimalkan alokasi pita frekuensi radio 2,3 GHz untuk mengakselerasikan komitmen perusahaan dalam pemerataan akses jaringan broadband hingga pelosok negeri, terutama dalam mendorong peningkatan pengalaman konektivitas digital yang berkualitas,” kata Saki. 


Telkomsel selaku pihak yang menerima pengalihan spektrum frekuensi radio tersebut juga berkomitmen mendukung sejumlah program prioritas Pemerintah dalam bentuk penyediaan jaringan 4G dan 5G di beberapa lokasi, antara lain Destinasi Wisata Prioritas Danau Toba, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kawasan Industri Tanjung Enim dan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate / BACBIE. 


Kemudian Kawasan Nusa Dua, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi G20, KEK Mandalika, sirkuit Internasional Mandalika, KEK Mandalika, Destinasi Wisata Prioritas Labuan Bajo; dan Proyek Strategis Nasional: Ibu Kota Nusantara.


Sementara itu, penggabungan Indosat dan Tri Indonesia membuat jumlah spektrum frekuensi yang digunakan Indosat bertambah dari 2x45 MHz menjadi 2x65 MHz. Indosat mendapat tambahan 2x20 MHz, setelah 2x5 MHz dikembalikan ke pemerintah untuk dilelang. 


Tambahan spektrum tersebut membuat layanan Indosat makin optimal. Masyarakat yang menggunakan layanan Indosat pun bertambah pesat. Pada Desember 2022, Indosat merayakan 100 juta pertama pelanggan mereka. 


Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Kumar Singh mengatakan pertumbuhan jumlah pelanggan aktif berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa seperti Sumatra dan Kalimantan.  


Pertumbuhan pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison terjadi secara konsisten. Pada kuartal I/2022, perusahaan hasil merger tersebut, memiliki 94,6 juta pelanggan. Jumlah tersebut bertambah 1,6 juta pelanggan menjadi 96,2 juta pelanggan pada kuartal II/2022 dan bertambah lagi 2,4 juta pelanggan menjadi 98,6 juta pelanggan.  

“Mayoritas [jumlah pelanggan baru] berasal dari luar Pulau Jawa,” kata Ritesh. 


Pertumbuhan tidak hanya terjadi secara kuantitas, juga kualitas pelanggan. Rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) Indosat juga naik secara konsisten. Pada kuartal I/2022, ARPU gabungan Indosat sebesar Rp32.000, kemudian naik menjadi Rp33.500 pada kuartal II/2022 dan Rp33.800 pada kuartal III/2022.  


Dengan kondisi tersebut, maka per Desember 2022 Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) memiliki 2x67,5MHz, XL Axiata sebesar 2x45 MHz, Smartfren memiliki 40 MHz dan Telkomsel sebesar 2x102,5 MHz. 


Sepanjang tahun ini, XL Axiata tidak memperoleh tambahan spektrum frekuensi, begitupun dengan Smartfren. 


Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menyoroti mengenai persaingan usaha setelah terjadi pengalihan spektrum dari Berca ke Telkomsel. 


Dibandingkan dengan penyelenggara telekomunikasi lainnya, tambahan spektrum frekuensi dari Berca membuat Telkomsel makin terdepan dalam kepemilikan spektrum frekuensi. 


“Tambahan spektrum akan menjadi alat bagi Telkomsel untuk memenangkan persaingan dengan Indosat Ooredoo Hutchison dan XL Axiata. Sementara itu Smartfren akan makin tertekan. Jumlah spektrum Smartfren paling sedikit,” kata Heru.  


Dia mengatakan Smartfren harus memiliki strategi khusus agar dapat bertahan dan bersaing dengan operator lain. Heru menyarankan Smartfren berkonsolidasi dengan operator seluler lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Thomas Mola
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper