Ini Dampak Baterai Li-ion UPS Terhadap Lingkungan Dibanding Aki Kering

Andhika Anggoro Wening
Minggu, 18 Desember 2022 | 15:23 WIB
Ini Dampak Baterai Li-ion UPS Terhadap Lingkungan Dibanding Aki Kering
Ini Dampak Baterai Li-ion UPS Terhadap Lingkungan Dibanding Aki Kering
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA –  Schneider Electric mengungkap hasil studi white papernya dalam siklus masa pakainya, baterai lithium-ion memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan baterai VRLA (valve-regulated lead-acid) atau dikenal dengan aki kering.

Namun begitu baterai lithium-ion tetap memiliki dampak terhadap lingkungan yang perlu diantisipasi.

Pasar baterai li-ion terus berkembang dan diperkirakan akan terus tumbuh selama beberapa tahun mendatang. Peningkatan ini, sebagian, merupakan hasil dari booming pasar Kendaraan Listrik (EV) dan popularitas baterai ini di kalangan pembuat mobil karena ukurannya yang kecil, bobot ringan, dan masa pakai yang lebih lama.

"Mengingat kelebihan yang dimiliki, baterai li-ion pun mulai banyak digunakan pada Uninterruptible Power Supply (UPS)  sebagai pengganti baterai VRLA,” ucap Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste

Namun begitu banyaknya pemberitaan yang berkembang mengenai bahaya dan masalah lingkungan yang diakibatkan dari baterai li-ion menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari manajemen data center dan professional TI akan dampaknya terhadap pencapaian tujuan keberlanjutan perusahaan mereka.

Kekhawatiran terhadap bahan material yang digunakan, intensitas karbon berlebih, keamanan selama pengangkutan dan penggunaan, serta ketidakpastian mengenai pengolahan limbah baterai menjadi beberapa faktor yang banyak menjadi perhatian.

“Dalam white paper ini, kami mencoba menelusuri secara holistik dampak baterai li-ion mulai dari hulu ke hilir hingga di akhir masa pakainya, dibandingkan dengan baterai VRLA. Harapannya melalui white paper ini dapat menjernihkan kebingungan dan memberikan gambaran dari sudut pandang berbeda,” lanjut Yana.

Saat kita berbicara tentang pengoperasian atau fase "penggunaan" baterai UPS, pertimbangan lingkungan adalah yang utama terkait dengan aspek pemasangan & penanganan, konsumsi energi dan emisi CO2 yang terkait, serta masa pakai baterai.

Bobot li-ion yang lebih ringan dan masa pakai baterai li-ion yang lebih lama dengan kebutuhan penggantian baterai yang lebih sedikit atau tidak sama sekali akan dapat menghasilkan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan VRLA.

UPS adalah produk berbasis penggunaan, dengan lebih dari 90% emisinya terjadi pada fase ini. Meskipun baterai mewakili persentase kecil dari energi tersebut, namun baterai li-ion hanya membutuhkan kira-kira setengah dari energi yang dibutuhkan untuk menjaganya tetap terisi daya dibandingkan dengan VRLA, sehingga penggunaan baterai li-ion pada UPS akan menghasilkan emisi CO2 yang lebih sedikit dibandingkan VRLA.

Masa pakai – Umur li-ion yang lebih lama, biasanya 10 tahun dibanding aki kering adalah faktor utama yang memungkinkan peningkatan efisiensi operasional dan dampak yang lebih rendah terhadap aspek sustainability secara keseluruhan.

Topik yang paling kontroversial terkait sustainability adalah pengolahan limbah baterai saat habis masa pakainya. VRLA memiliki praktik daur ulang yang matang. Sementara baterai li-ion belum sematang VRLA karena teknologi dan proses daur ulang yang masih berkembang.

Penggunaan sekunder – Baterai li-ion UPS bekas yang memenuhi syarat untuk penggunaan sekunder dapat diaplikasikan untuk kebutuhan industri lain seperti microgrid dan kendaraan listrik. Sektor kendaraan listrik yang saat ini tengah bertumbuh berpotensi menyerap baterai li-ion UPS bekas untuk digunakan kembali sehingga memperpanjang masa pakai baterai li-ion.

Meskipun infrastruktur daur ulang belum matang saat ini, ada tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa sistem daur ulang yang terstruktur dan ekonomis akan segera tersedia, mengingat nilai logam meningkat, mendorong ekonomi menuju daur ulang, asar kendaraan listrik yang tengah bertumbuh akan mendorong investasi dan penelitian mendalam terkait daur ulang, dan peraturan yang semakin mendorong kematangan aturan daur ulang.

Perusahaan seperti li-cycle membuat kemajuan yang signifikan untuk industri ini. Proses hidrometalurgi mereka, misalnya, mengklaim mendukung semua kimia dan format baterai li-ion, memulihkan 95%+ bahan material yang ditemukan dalam baterai lithium-ion, dan menghindari limbah penimbunan selama proses berlangsung.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper