Saham GOTO Melemah, Ini Nasib Investasi Anak Usaha Telkom (TLKM)

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 8 Desember 2022 | 09:32 WIB
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pelemahan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk., Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) angkat bicara mengenai kondisi terbaru dari investasi yang digelontorkan Telkomsel ke GoTo.

Keduanya memastikan bahwa investasi di GoTo memberi kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan seiring dengan kerja sama strategis yang terjadi. 

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan dalam melakukan investasi digital, Telkom Group fokus tidak hanya kepada capital gain semata tetapi lebih pada potensi synergy value yang dihasilkan baik bagi TelkomGroup maupun BUMN. 

“Saat ini synergy value Telkomsel - GoTo yang dihasilkan sudah cukup besar bahkan tumbuh di atas 50 persen daripada tahun lalu,” kata Ririek dalam siaran pers, Kamis (8/12/2022).

Ririek juga mengatakan hal yang sama berlaku pada MDI, dengan synergy value yang dihasilkan dari investasi MDI ke startup memiliki nilai yang lebih besar dari daripada capital gain.

Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menjelaskan lebih lanjut terkait synergy value Telkomsel - GoTo yang telah mendorong percepatan dan memperkuat positioning ekosistem digital Telkomsel. 

Hingga September 2022, synergy value yang dihasilkan mencapai Rp507,3 miliar atau tumbuhan 50,3 persen year on year/yoy.  

Sejauh ini, dari synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama GoTo telah memperkuat layanan berbasis digital, mendorong inovasi, dan meningkatkan pengalaman bagi konsumen dan pelaku usaha kecil (UMKM) di Indonesia. 

“Sinergi juga turut mendorong performansi lini bisnis utama Telkomsel, serta mengembangkan potensi inovasi kolaborasi layanan bersama, diantaranya Paket Swadaya Telkomsel (paket data internet) khusus untuk mitra driver Gojek dan merchant GoFood,” kata Hendri. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menuturkan Telkom terus berupaya menjaga pertumbuhan dan profitabilitas. 

Dalam kurun 5 tahun terakhir, Telkom mencatat kinerja yang cukup baik dengan pertumbuhan positif pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. 

Dia menuturkan menutup 2022, proyeksi pertumbuhan kinerja keuangan Telkom di sisi pendapatan, EBITDA, dan laba bersih berkisar pada low single digit, dengan total belanja perusahaan (capital expenditure) diperkirakan pada level 25 - 28 persen dari pendapatan. 

“Sementara itu pada outlook 2023 - 2025, peningkatan kinerja pendapatan, EBITDA, dan laba bersih diperkirakan mencapai mid to high single digit dengan rencana total belanja perusahaan (capital expenditure) pada 22 - 25 persen dari pendapatan,” kata Heri.

Sebelumnya, sejak dibukanya lock up, saham GOTO terus terjun, bahkan menjauhi harga IPO sendiri. Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (7/12/2022) saham GOTO berada di posisi Rp107 atau turun 6,96 persen. 

Harga saham GOTO mengalami tren penurunan selama 12 hari beruntun sejak pertengahan November 2022. Secara akumulatif, penurunan harga saham GOTO mencapai 29,14 persen. Koreksi tersebut setara dengan 46,23 persen dalam sebulan terakhir.

Seperti diketahui, Telkomsel memiliki saham GOTO senilai US$450 juta atau setara dengan Rp6,4 triliun pada November 2020. Nilai investasi itu setara dengan 23,7 miliar saham GOTO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper