Kemenkominfo Mau Gelar Lelang Pita Frekuensi Bekas TV Analog

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 26 November 2022 | 10:33 WIB
Pemerintah akan melakukan switch off TV analog ke TV digital/ilustrasi
Pemerintah akan melakukan switch off TV analog ke TV digital/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mengupayakan agar dapat menggelar lelang untuk pita frekuensi 700 MHz pada tahun depan. 

Berdasarkan kajian Kemenkominfo, terdapat sekitar 112 MHz frekuensi yang kosong di gelombang pita emas tersebut setelah pemadaman siaran analog. Sebagian dari frekuensi kosong tersebut akan dilelang untuk kebutuhan seluler. 

Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Informatika Adis Alifiawan mengatakan Kemenkominfo belum dapat memberitahu dengan pasti waktu seleksi pita frekuensi radio 700 MHz. Namun, Kemenkominfo akan terus mengupayakan untuk dapat dilaksanakan pada tahun depan. 

“Salah satunya guna turut mempercepat pemerataan sinyal seluler yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam berkomunikasi dewasa ini, khususnya untuk mengakses Internet,” kata Adis kepada Bisnis, Jumat (25/11/2022). 

Mengenai skema lelang, kata Adis, saat ini juga masih dalam pembahasan di internal Kemenkominfo. 

Sekadar informasi, merujuk pada Rencana Strategis Kemenkominfo 2020 -2024, pada tahun ini rencananya Kemenkominfo menyiapkan 1.000 MHz untuk kebutuhan internet bergerak. Namun rencana tersebut tampaknya bergeser pada tahun depan. 

Frekuensi 700 MHz sebelumnya digunakan oleh siaran analog.  Siaran analog telah dipadamkan pada 2 November 2022, tetapi baru di sejumlah wilayah saja. 

Adapun pita frekuensi 700 MHz merupakan salah satu 'spektrum emas' untuk 5G. Banyak perangkat 5G di dunia yang terhubung dengan pita frekuensi 700 MHz. 

Dengan ekosistem global yang sudah matang, penggelaran 5G di pita ini pun bakal lebih murah, dengan jangkauan luas. karena 700 MHz termasuk dalam kategori low band. 

Potensi 5G

Kementerian Komunikasi dan Informatika memproyeksikan potensi teknologi 5G dapat menciptakan 4,6 juta lapangan kerja baru dan menghasilkan peningkatan ekonomi hingga Rp2.874 triliun pada 2030. 

Sejak komersialisasi pertama pada 2021, jaringan 5G telah menjangkau 13 kota di Indonesia dan pemerintah menargetkan distribusi 5G merata ke masyarakat pada tahun 2025.

President of Qualcomm's business in Taiwan and South East Asia ST Liew mengatakan penguatan ekosistem digital Indonesia perlu dilakukan untuk mendistribusikan 5G secara merata di Indonesia.

Qualcomm, lanjutnya, berada di bagian terdepan depan dalam 5G yang dapat meningkatkan potensi teknologi Indonesia. 5G Fixed Wireless Access (FWA) perseroan dapat menjembatani kesenjangan digital dengan meningkatkan jangkauan broadband di Indonesia dan menghadirkan layanan internet berkinerja tinggi yang konsisten.

“Dengan mempercepat lelang frekuensi 5G guna mengejar ketertinggalan dengan negara-negara tetangga serta untuk memfasilitasi penelitian dan pengembangan dan inovasi teknologi di Indonesia,” kata Liew.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengatakan sejalan dengan target pemerintah dan perkembangan teknologi, Mastel fokus untuk meningkatkan dan memperkuat sektor telekomunikasi di Indonesia sehingga dapat mendukung sektor lain yang mendorong ekonomi digital. 

“Oleh karena itu, kami yakin acara ini dapat mempengaruhi berbagai pemangku kepentingan dan memberikan solusi, terutama untuk mewujudkan ekosistem 5G,” kata Sarwoto.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper