Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai prospek edutech di Indonesia masih baik meskipun Ruangguru, Zenius, dan Pahamify melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani mengatakan ke depannya startup edutech masih relevan dan dibutuhkan Indonesia.
"Jadi tentunya, prospek startup edutech masih sangat baik," ujar Edward kepada Bisnis, Kamis (24/11/2022)
Dia pun menjelaskan saat ini yang dibutuhkan startup edutech adalah model bisnis yang lebih sesuai dan mengacu ke pengembangan IP yang kuat dan platform yang sesuai dengan program pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian mampu bertahan dalam kondisi program dan policy pemerintah yang mungkin saja berubah terlebih di masa transisi saat ini.
Edward juga menjelaskan PHK yang dilakukan edutech secara umum terjadi karena pendapatan yang tergantung dengan dukungan program pemerintah.
Baru-baru ini pun, salah satu startup edutech terbesar, Ruangguru melakukan PHK. Tim Corporate Communications Ruangguru mengatakan pada hari Jumat (18/11/2022) perusahaan melakukan PHK terhadap ratusan karyawan.
“Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis,” ujar kepada Bisnis, Jumat (18/11/2022)
Selain itu, Zenius, startup edutech lainnya sudah melakukan PHK dua kali dalam tahun ini, PHK pertama pada bulan Mei yang memangkas sekitar 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan dan PHK kedua pada Agustus tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.
Zenius mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.
Secara umum industri teknologi tengah dibayangi awan hitam. Dalam beberapa bulan terakhir berita PHK perusahaan teknologi besar hingga rintisan bermunculan di media massa.
Terbaru, perusahaan induk Google, Alphabet dikabarkan akan melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya. Pekan lalu, The New York Times melaporkan bahwa Amazon sedang bersiap untuk memberhentikan 10.000 karyawan dari organisasi perangkat, divisi ritel, serta divisi sumber daya manusia.
Di Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) telah mengurangi 1.300 karyawan sebagai satu langkah strategis untuk memastikan agar perusahaan dapat membawa dampak positif secara jangka panjang bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang dalam ekosistemnya.