Tiktok Buka 3.000 Lowongan Kerja di Tengah Badai PHK

Khadijah Shahnaz
Selasa, 22 November 2022 | 18:44 WIB
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tiktok, anak dari ByteDance, startup asal China membuka ribuan lowongan kerja di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Meta dan Twitter.

Dilansir dari Wall Street Journal dan CNN Business, Selasa (22/11/2022) saat ini beberapa perusahaan media sosial seperti Meta dan Twitter melakukan pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran terhadap ribuan karyawannya.

Tiktok saat ini berada di tengah-tengah dorongan perekrutan selama 3 tahun, setelah berkomitmen untuk menambah sekitar 3.000 insinyur di lokasi di seluruh dunia termasuk AS.

Tiktok juga membuka lowongan di Hub atau kantor utamanya di Singapura, menurut orang-orang yang mengetahui rencananya.

Pemilik TikTok, ByteDance Ltd. yang berbasis di Beijing, juga merekrut orang-orang di China untuk bekerja di platform TikToknya. TikTok tidak tersedia di China, tetapi ByteDance menawarkan alternatif China yang disebut Douyin.

CEO TikTokm Shou Zi Chew, mengatakan bahwa di tengah perampingan besar-besaran di beberapa perusahaan pesaingnya, TikTok masih merekrut, meskipun dengan kecepatan yang terukur.

“Kami selalu lebih berhati-hati dalam hal rekrutmen. Kami masih merekrut, meskipun dengan kecepatan yang menurut kami harus sesuai dengan tantangan global yang kami hadapi,” kata Chew di forum ekonomi yang disponsori Bloomberg di Singapura.

Adapun, dalam beberapa minggu terakhir, Meta telah memangkas 11.000 pekerjaan di seluruh perusahaan. Selain itu, Twitter memangkas sekitar setengah stafnya di bawah pemilik baru Elon Musk. Amazon juga mengonfirmasi bahwa mereka telah memulai pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawannya.

Para CEO dan mantan CEO perusahan-perusahan tersebut mengatakan mereka berkembang terlalu cepat, terutama selama pandemi karena konsumen mengalihkan kehidupan mereka secara online. Saat ini, perusahaan teknologi menghadapi pukulan cepat dalam permintaan dan memotong ribuan posisi karena kondisi ekonomi dan ketakutan akan resesi meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper