Bisnis.com, JAKARTA - Analisis smartphone Canalys baru-baru ini meluncurkan data terkait lemahnya permintaan ponsel secara global pada kuartal III/2022, yang menyebabkan penjualan smartphone di seluruh dunia turun 9 persen secara year on year (YoY) jadi 297,8 juta unit.
Pengamat gawai dari komunitas Gadtorade, Lucky Sebastian, melihat ada sejumlah faktor yang mendasari penurunan tersebut, selain tentunya kondisi ekonomi yang menurun akibat pandemi Covid-19.
"Penurunan terjadi karena faktor ekonomi di tingkat global dan daya beli yang menurun," kata Lucky kepada Bisnis, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya, pandemi yang berkepanjangan berimbas pada banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada akhirnya, membuat kemampuan ekonomi masyarakat dan daya beli menurun, termasuk untuk perangkat teknologi seperti smartphone.
Bukan itu saja, dia melihat kondisi permintaan ponsel ini menurun juga dikarenakan pembatasan berkumpul atau kebijakan lockdown belum lama ini perlahan dilonggarkan.
"Misalnya kantor-kantor dan sekolah-sekolah kembali lagi beraktivitas offline, menyebabkan permintaan smartphone sebagai device penting saat pekerjaan dan sekolah dilakukan online, tidak lagi tinggi kebutuhannya," ujar Lucky.
Pelonggaran aktivitas ini, bahkan juga berimbas terhadap pangsa pasar dalam negeri yang turut mengalami hal yang sama. Bahkan penurunannya di kuartal III/2022 ini cukup besar, yakni 21 persen YoY.
Pasalnya, Lucky menambahkan, pangsa pasar dalam negeri terbesar didominasi smartphone dengan kategori entry level dan mid-range. Sayangnya, golongan ekonomi di segmen ini paling terdampak, sehingga banyak brand-brand yang sudah siap dengan stock di sektor ini merasakan lambatnya penjualan dibanding yang diharapkan.
"Daya beli masyarakat masih terbatas, belum lagi sekarang dibayang-bayangi resesi global," kata Lucky.
Senada, PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto, menuturkan salah satu faktor adanya penurunan permintaan ponsel adalah pemberitaan terhadap situasi dunia yang akan mengalami resesi di 2023.
Dia menilai, kondisi tersebut jadi salah satu faktor mengapa konsumen enggan untuk membelanjakan uangnya, termasuk membeli smartphone.
"Mereka memilih melakukan saving untuk masa depan. Pola konsumen saat ini akan memprioritaskan pengeluaran dengan apa yang mereka butuhkan," ucap Aryo.