Bisnis.com, BADUNG - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terus mendorong pemerataan akses digital serta membangun kemitraan dengan mitra global dan lokal. Digitalisasi dapat menjadi salah satu fondasi untuk ekonomi tangguh dan berkelanjutan
Chair B20 Digitalization Task Force Ririek Adriansyah mengatakan bahwa B20 Digitalization Task Force mengidentifikasi 4 hambatan yang membuat digitalisasi tidak merata.
Pertama, tingkat kesiapan yang berbeda sehingga menghambat kemampuan negara dan bisnis untuk memanfaatkan digitalisasi sebagai pendorong utama pembangunan ekonomi nasional.
Kedua, tantangan penyediaan infrastruktur dan literasi digital pada tiap kawasan. Ketiga, dukungan yang tidak memadai untuk digitalisasi UMKM. Terakhir, isu keamanan siber dan hak dasar di era digital.
"Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan ini, B20 Digitalization Task Force merumuskan empat poin policy recommendations yang relevan, tepat sasaran, dan dapat ditindaklanjuti," ujarnya saat menjadi pembicara dalam sesi diskusi paralel oleh B20 Task Forces on Digitalization and Integrity & Compliance di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (14/11/2022).
Direktur Utama Telkom Indonesia ini melanjutkan rekomendasi kebijakan yang pertama, yaitu mendorong pemerataan konektivitas secara universal. Hal ini bertujuan menjembatani kesenjangan digital dengan mengatasi hambatan akses untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan layanan pemerintah.
Kedua, membangun pondasi bagi ekonomi digital yang berkelanjutan dan tangguh. Ketiga adalah menanamkan pola pikir dan literasi digital bagi setiap individu maupun pelaku UMKM sehingga dapat beradaptasi dengan baik mengikuti arus perkembangan ekonomi digital.
Keempat, memperkuat keamanan siber untuk memberikan perlindungan terbaik bagi pengalaman pengguna.
Ririek mengatakan saat ini porsi ekonomi digital setara dengan 15,5 persen dari PDB global. Bahkan, diperkirakan 70 persen dari nilai yang diciptakan dalam perekonomian pada dekade berikutnya akan bergantung pada infrastruktur digital yang mendukung bisnis berbasis digital.
“Oleh karena itu, sangat penting untuk mempercepat pengembangan dan adopsi infrastruktur digital untuk membuka pertumbuhan dan membantu dalam membangun ketahanan di seluruh negara,” tambahnya.
Kerja Sama dengan Mitra Global
Di sela-sela B20 Summit di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Telkom juga mengumumkan kerja sama dengan firma investasi global ternama, KKR dan Privy startup digital dengan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama investasi.
KKR akan menjadi investor terbesar dengan menyuntikkan dana Seri C sebesar US$48 juta atau senilai Rp744 miliar kepada Privy. Dalam putaran dana ini MDI Ventures, modal ventura milik Telkom, berpartisipasi sebanyak US$5 juta atau senilai Rp77 miliar.
Dengan demikian, KKR bergabung dengan para investor yang sudah ada, yakni MDI Ventures, GGV Capital & Telkomsel Mitra Inovasi, dan investor baru Singtel Innov8.
Investasi tersebut akan memperkuat posisi Privy sebagai perusahaan startup penyedia tandatangan dan identitas digital terbaik di Tanah Air.
CEO and Founder Privy Marshall Pribadi mengatakan dana segar akan digunakan untuk mendukung komitmen pemerintah dalam rangka mempercepat transformasi digital melalui empat sektor strategis yaitu infrastruktur digital, tata kelola pemerintahan secara digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital serta berkontribusi pada pengembangan komunitas digital di Asia Tenggara.
Hal ini sejalan dengan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$146 miliar pada tahun 2025. Tambah lagi, ekonomi digital nasional bakal menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai lebih dari US$300 miliar pada tahun 2030.
"Diharapkan dengan dukungan investor baru dan lama, Privy juga bermaksud untuk berekspansi ke pasar Australia untuk lebih mempercepat pertumbuhan," ujarnya.
Kolaborasi dengan Google Cloud
Telkom juga menggandeng Google Cloud yang menyepakati kolaborasi strategis multi tahunan untuk mewujudkan visi Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital terkemuka yang memajukan masyarakat.
Direktur Bisnis Digital, Telkom Indonesia Muhamad Fajrin Rasyid mengatakan dengan menggabungkan kompetensi utama dari Google Cloud dan memanfaatkan kemampuan tambahan di Android, Google Ads, dan Grow with Google, Telkom ingin memainkan peran integral dalam mendukung Indonesia Digital 2024 dan mendukung perusahaan meraih peluang pertumbuhan inklusif dalam ekonomi digital yang bernilai US$130 miliar pada 2025.
“Di Telkom, kami memiliki tanggung jawab untuk membangun infrastruktur dan platform digital cerdas yang dapat diakses oleh semua masyarakat sehingga berkontribusi pada pembangunan bangsa sekaligus memfasilitasi digitalisasi di seluruh industri,” katanya.
Telkom, lanjut Fajrin, telah bekerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk mendukung terwujudnya amanat nasional ini. Google dipilih atas pengalamannya yang luas dalam membangun platform dan ekosistem terpercaya di seluruh dunia.
Kolaborasi tersebut mencakup empat strategi penting, pertama yaitu mempercepat transformasi digital di seluruh industri. Google Cloud dan Telkomsigma, anak usaha Telkom untuk layanan IT Services, akan bermitra untuk mempercepat digitalisasi di sektor-sektor prioritas utama sesuai Peta Jalan Indonesia Digital 2024.
"Telkomsigma akan melaksanakan modernisasi infrastruktur yang dikembangkan bersama, modernisasi aplikasi, analisis data, serta solusi produktivitas dan kolaborasi guna membantu mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi perusahaan dan komunitas," jelasnya.
Kedua, menjembatani kesenjangan talenta digital nasional. Telkom dan Google Cloud akan mendirikan Cloud Center of Excellence (CCoE) yang terdiri dari ahli cloud architecture, edge computing, manajemen data, dan modernisasi aplikasi.
Selain itu, Telkom berencana untuk memberikan bimbingan dan kesempatan kerja bagi lulusan program Bangkit Google yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan membekali mahasiswa dengan pelatihan machine learning (ML), cloud computing, pengembangan aplikasi perangkat mobile, serta soft skill untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan di bidang yang dibutuhkan dan membangun karir setelah mereka lulus.
Ketiga, memberdayakan startup Indonesia untuk berkembang dan berskala global. Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 2.400 startup, menjadikannya sebagai ekosistem startup peringkat keenam terbesar keenam di dunia.
Untuk membantu lebih banyak startup tahap awal di Indonesia membangun dan meningkatkan bisnis inovatif mereka, anak perusahaan modal ventura Telkom akan bekerja sama dengan Google for Startups Cloud Program untuk membantu menghubungkan startup dengan dukungan teknis, bisnis, dan keuangan yang lebih besar.
Keempat, menghadirkan infrastruktur cerdas dan layanan digital berkualitas tinggi: CCoE akan mengintegrasikan infrastruktur Google Cloud yang berkelas, aman, dan ramah lingkungan, serta alat analitik dan kecerdasan buatan canggih dengan infrastruktur jaringan dan konektivitas Telkom yang luas untuk meningkatkan layanan digital berkualitas kepada konsumen lokal di area metro dan non-metro, serta segmen pasar enterprise.
"Google Cloud berencana menjajaki peluang menggunakan infrastruktur Telkom dan Telkom juga dapat mengeksplorasi berbagai inisiatif inovasi dengan tim Android Google, untuk mengembangkan kerja sama dalam rangka memperkaya pengalaman pelanggan," tutupnya