Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. (XL Axiata) menyiapkan tim khusus yang akan bersiaga melakukan monitoring dan memastikan jaringan internet tetap berfungsi dengan prima selama acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Retno Wulan mengatakan hal itu juga dilakukan guna mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah penanganan bila terjadi kendala.
"Untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan G20 ini, XL Axiata telah menyiapkan tim khusus yang bersiaga untuk melakukan monitoring dan mematikan jaringan tetap berfungsi dengan prima," katanya, Senin (14/11/2022).
Wulan menambahkan, sebagai bagian dari keanggotaan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), XL Axiata tentunya juga melakukan koordinasi dan kerja sama untuk secara bersama- sama mendukung kesuksesan ajang G20 tersebut.
Kolaborasi ini, sambung dia, tentu bertujuan memastikan jaringan internet/data selama penyelenggaraan G20 beroperasi dengan prima.
"Guna mensukseskan gelaran event internasional KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022 XL Axiata menghadirkan jaringan 4G dan 5G. Layanan data dan internet super cepat tersebut sudah bisa diakses oleh para delegasi dan masyarakat dengan menggunakan smartphone 5G yang mendukung pita frekuensi 2.1 GHz dan 3.5 GHz," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum APJII Muhamad Arif mengatakan pihaknya membentuk tim khusus yang bertugas menjaga kestabilan layanan internet pada saat KTT G20.
Menurutnya, kestabilan layanan internet perlu dijaga di berbagai titik, termasuk di hotel tempat para delegasi menginap selama rangkaian acara puncak G20 pada 15-16 November 2022.
"Yang kami utamakan adalah kestabilan layanan, jangan sampai ada gangguan. Kami buat tim koordinasi dan pemulihan supaya cepat menangani kendala," ujar Arif.
Dia menyebut, sekitar 40 operator telekomunikasi anggota APJII dilibatkan dalam penyediaan jaringan telekomunikasi pada KTT G20. Masing-masing perusahaan atau operator mengirimkan anggotanya untuk hadir langsung di Bali guna mengantisipasi kendala yang mungkin terjadi.
Bukan itu saja, sambung Arif, APJII juga mengantisipasi terjadinya berbagai insiden seperti kebocoran data ataupun peretasan yang melibatkan situs acara G20. Dalam hal ini, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Sebisa mungkin menghindari hal itu. Oleh karena itu kami siapkan tim mitigasi. Tim mitigasi juga termasuk untuk keamanan siber, berjumlah sekitar 5 orang," ujarnya.