Bisnis.com, JAKARTA -- Beberapa tahun terakhir ini makin banyak orang yang berkeinginan menjadi seorang konten kreator.
Selain dapat mengeksplorasi kreativitas berdasarkan passion atau minat yang dimiliki, konten kreator juga diiming-imingi bisa mendapatkan penghasilan yang menggiurkan seiring dengan potensi ekonomi digital Indonesia yang makin tinggi, didukung dengan makin banyaknya platform digital yang dapat dimanfaatkan.
Apalagi untuk menjadi konten kreator, seseorang tidak harus berasal dari kalangan selebritis, masyarakat bisa pun kini banyak yang sukses karena konten kreatif yang mereka buat di sosial medianya, dari yang mulanya hanya iseng hingga akhirnya menjadi profesional.
Namun sayangnya kreativitas sebagai seorang konten kreator ini seringkali 'terganggu' dengan adanya anggapan bahwa konten yang menarik dan bakal viral adalah sesuatu yang sensasional dan kontroversial.
Pasalnya, seorang konten kreator yang ingin mendapatkan banyak penonton dan menghasilkan cuan, harus memproduksi video yang memenuhi berbagai ketentuan algoritma serta berbagai persyaratan lainnya.
Tidak heran bila pada akhirnya yang bisa memperoleh pendapatan besar dari profesi sebagai konten kreator adalah mereka yang memiliki banyak fanbase atau para selebriti dengan jumlah viewers yang banyak.
“Makin kesini makin sulit bagi konten kreator pemula untuk bisa masuk dan memiliki banyak penonton meskipun dari segi kualitas sudah sangat bagus karena adanya sistem algoritma. Akhirnya yang naik justru konten-konten yang nyeleneh,” ujar triawan Munaf, wirausahawan yang berlatar belakang sebagai pelaku industri kreatif ini.
Karena itulah, diperlukan wadah yang secara khusus dapat merangkul para konten kreator yang mampu menghadirkan konten-konten kreatif, dimana mereka pun bisa mendapatkan penghasilan sebagai konten kreator dan memonetisasi konten yang dibuat.
Berangkat dari persoalan tersebut, mendorong Albert Lucius beserta tim membuat platform digital bernama TipTip. Startup milik anak bangsa ini akan mewadahi para konten kreator menyalurkan kreativitas dan menghasilkan konten berkualitas tanpa harus tersandung persoalan algoritma atau persyaratan lainnya untuk bisa memonetisasi kontennya.
Albert Lucius, Pendiri dan CEO TipTip meyakini bahwa potensi ekonomi kreator bisa berkontribusi positif pada industri kreatif sekaligus perekonomian Indonesia secara keseluruhan, terutama melalui sebuah ekosistem ekonomi kreatif yang terus berkembang.
TipTip sendiri sudah diluncurkan sejak Juli lalu dan hingga Oktober 2022 ini TipTip sudah mencetak pertumbuhan positif dengan volume pendapatan meningkat hingga 9 kali lipat serta jumlah pengguna yang bertambah 4 kali lebih banyak dari sejak resmi diluncurkan.
“Pertumbuhan ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan Hyperlocal kami di 8 kota di Indonesia, termasuk Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali.
Setelah tiga bulan diluncurkan, kali ini TipTip kembali mengumumkan kampanye “Lakuin di TipTip” untuk mengajak masyarakat Indonesia mendukung perkembangan industri kreatif dengan memonetisasi kreativitas dan passion di TipTip.
Menariknya, para konten kreator di TipTip ini tidak hanya menjual konten digital saja tetapi juga bisa membuat live Session yang dilengkapi dengan fitur tipping bagi suporter atau penonton di setiap sesinya. Para kreator dan komunitas di tiptip juga dapat dengan mudah memonetisasi passion mereka dan bisa langsung mendapatkan pendapatan saat itu juga.
Chief Marketing Officer TipTip mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya memberi kesempatan bagi para pembuat konten untuk mendapatkan penghasilan, sebab para suporter atau penonton juga bisa menjadi promotor yang ikut mempromosikan konten yang dibuat, jika dirasa bermanfaat.
Nantinya para promotor ini bisa memanfaatkan fitur promotor untuk bisa mempromosikan secara digital konten yang dibuat oleh para kreator dimanapun serta bisa mendapatkan penghasilan darinya.
“Melalui tiptip ini para konten kreator bisa menjadi seorang creativepreneur untuk menjual konten yang mereka buat dan mendapatkan tips dari para penonton atau suporter nya , dibantu oleh para promotor yang ikut mempromosikan konten mereka. Dari sini diharapkan dapat tercipta ekosistem yang sehat dalam industri kreatif,” jelasnya.
Menariknya, para konten kreator tidak hanya dapat menjual konten dalam bentuk video tetapi juga aset digital lainnya seperti hasil karya seni, lukisan, dan fotografi atau bisa juga dalam bentuk dokumen digital seperti novel, ebook, bahkan excel sheet dan lain sebagainya.
Triawan Munaf, Presiden Komisaris TipTip menambahkan bahwa TipTip membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin memperoleh penghasilan dari peran dan passion yang digeluti. “Kami berharap TipTip bisa semakin kuat dalam membantu pembangunan ekosistem ekonomi kreatif dan semakin banyak lagi masyarakat Indonesia yang bisa merasakan langsung dampak positif dari profesi sebagai pembuat konten,” ujarnya.
Saat ini, TipTip sudah menghadirkan ratusan konten menarik dari lebih dari 1.000 kreator yang bergabung sejak awal peresmiannya. Setiap bulannya ada sekitar 200 konten baru dari para kreator yang terbagi ke dalam ragam sub-topik kategori seputar topik pengembangan diri, kesehatan, bisnis dan entrepreneurship, hiburan, teknologi dan sains, dan topik menarik lainnya.
Dilengkapi dengan fitur pengalaman monetisasi yang lengkap dan transparan bagi kreator, maupun suporter sebagai promotor, TipTip memastikan terciptanya budaya saling mendukung sebagai bentuk apresiasi kepada kreator.