Bisnis.com, JAKARTA -- Lebih dari 2,32 juta warga NTT sudah menikmati akses Internet pada 2021. Perbaikan dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dilakukan pemerintah dan operator selama beberapa tahun terakhir mulai berdampak.
Data BPS mencatat persentase pengguna Internet di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2021 sebanyak 43,14 persen dari total penduduk. Dengan jumlah penduduk NTT sebanyak 5.387.738 jiwa, maka pengguna Internetnya sekitar 2,32 juta jiwa.
Persentase pengguna Internet di NTT ini naik cukup tinggi jika dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 32,04 persen atau pun pada 2019 yang sebanyak 26,29 persen dari total penduduk.
Masih dari BPS, persentase pengguna Internet di NTT paling banyak berasal dari Kota Kupang, disusul Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada dan Kabupaten Belu.
Meningkatnya pengguna Internet di NTT tidak lepas dari upaya pemerintah menyediakan pemerataan infrastruktur telekomunikasi. Kemudahan akses Internet juga mendorong pelaku UMKM NTT untuk berjualan atau melakukan aktivitas bisnis secara daring.
Hal itu diakui oleh Bupati Ende Djafar H. Achmad, Bupati Ende, yang mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengembangkan jaringan infrastruktur telekomunikasi di NTT dan Ende khususnya.
Menurutnya, infrastruktur telekomunikasi memainkan peranan penting dalam mendukung aktivitas di berbagai sektor kehidupan di Kabupaten Ende.
Secara umum jaringan telekomunikasi di Kabupaten Ende sudah cukup baik. Untuk menjangkau daerah non-komersil, jelas dia, saat ini ada pengembangan proyek BAKTI di 59 titik.
“Kami berharap ke depan masih ada penambahan jaringan infrastruktur di titik-titik yang masih tanpa sinyal [blankspot],” ujarnya baru-baru ini.
Hal itu diungkapkannya kepada Tim Jelajah Sinyal, Bisnis Indonesia, yang berkesempatan untuk bersilaturahmi di kantor pemerintahan Kabupaten Ende, Senin (31/10/2022).
Program Jelajah Sinyal 2022 akan dilaksanakan sejak 27 Oktober 2022 hingga 10 November 2022 dengan menyisir daratan Flores, NTT untuk melihat langsung fakta di lapangan mengenai perkembangan layanan telekomunikasi, internet, dan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan serta dampaknya pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan.
Program Jelajah Sinyal ini didukung oleh BAKTI, Kemenkominfo, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel), PT XL Axiata Tbk. (XL), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI).
Setali tiga uang, Kepala Dinas (Kadis) Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Nagekeo, Tiell Djawaria mengatakan bahwa kehadiran infrastruktur telekomunikasi telah banyak membantu pelaku UMKM di wilayah Nagekeo untuk berjualan secara daring.
Tiell mengatakan bahwa pelaku UMKM yang dulu hanya bisa berjualan secara offline, kini sudah go digital berkat infrastruktur telekomunikasi yang dibangun oleh pemerintah bersama operator telekomunikasi.
"Iya, kami di sini senang semuanya sudah online sekarang dan semua UMKM bisa berjualan juga melalui Instagram dan e-commerce. Jualannya tidak hanya di Nagekeo saja, tetapi juga dikirim ke daerah lain," tuturnya kepada Bisnis, Selasa (1/11/2022).
Menurut Tiell, Pemda Kabupaten Nagekeo bakal terus mendorong UMKM lokal untuk transformasi digital salah satunya memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun pemerintah dan operator seluler di Nagekeo.
"Kami akan terus dorong dan bantu UMKM ini agar bisa memasarkan produknya hingga ke luar negeri ya," katanya.