Ini Jurus BSSN Amankan KTT G20 dari Serangan Siber

Rahmi Yati
Kamis, 27 Oktober 2022 | 17:34 WIB
Petugas berjaga di depan gedung Kantor Badan Siber dan Sandi Negara, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Petugas berjaga di depan gedung Kantor Badan Siber dan Sandi Negara, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjamin keamanan siber saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022.

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan sebagai leading sector dalam pengamanan siber, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya, tidak saja pada saat hari pelaksanaan KTT G20, tetapi juga sebelum dan sesudah acara berlangsung.

"BSSN sudah melakukan pengamanan siber dalam rangka KTT G20 ini sejak Juli 2022 lalu," kata Ariandi dikutip dari tayangan Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kamis (27/10/2022).

Sebelum event berskala global itu dihelat, dia menyebut BSSN telah mengidentifikasi berbagai potensi ancaman siber yang terjadi di Indonesia. Antara lain, spear phishing (peretasan spesifik), malicious document atau virus yang ditempelkan pada dokumen, hijacking, fake wifi hingga operasi malware.

Selain itu, sambung Ariandi, BSSN juga memantau potensi ancaman pencurian data dari sebelum gelaran KTT hingga berakhirnya Presidensi G20 Indonesia.

"Sebagai leading sector keamanan siber di KTT G20, BSSN bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber dengan stakeholder terkait, seperti TNI, Polri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenkominfo, Kementerian Kesehatan, Sekretariat Kabinet, dan sejumlah pihak lainnya," ujar dia.

Dia menuturkan, terdapat tiga dukungan klaster untuk pengamanan siber yakni sebelum, saat, dan setelah acara. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan dan melihat bagaimana situasi pengamanan ideal terkait siber yang diinginkan pada saat KTT G20 pada pertengahan bulan depan.

Adapun dirinya memerinci, sebelum acara, BSSN telah melakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, serta memonitor anomali traffic dan potensi ancaman siber.

Pada saat acara, imbuhnya, BSSN akan melakukan monitoring anomali traffic, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik.

"Setelah acara, BSSN akan mengidentifikasi celah keamanan siber dan potensi ancaman pengungkapan data serta melakukan digital forensik dan insiden respons," tutup Ariandi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper