Wah, Data Pengguna TikTok di AS Masih Mungkin Bocor Meski Diawasi Pemerintah

Asahi Asry Larasati
Rabu, 19 Oktober 2022 | 16:34 WIB
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengguna TikTok di Amerika Serikat masih terancam mengalami kebocoran informasi pengguna untuk berbagai macam tujuan berbahaya di negaranya, meskipun aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan pemerintah AS.

Hal tersebut disampaikan mantan pejabat keamanan nasional dan pakar lainnya saat Departemen Kehakiman meninjau kesepakatan yang akan membuat aplikasi streaming video populer milik ByteDance Ltd. tersebut dapat diakses oleh jutaan penggunanya di AS.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (19/10/2022), Pengacara keamanan nasional di Steptoe & Johnson LLP Stewart Baker khawatir adanya peretasan dan spionase oleh China karena seluruh sistem dibuat di Beijing.

"Jika mereka tidak membangun kembali sistem di AS dengan biaya besar, cepat atau lambat, ketika terjadi kesalahan, hanya akan ada satu pihak yang tahu cara memperbaikinya, dan mereka hanya berada di China," jelasnya.

Juru bicara Tiktok Brooke Oberwetter mengatakan meskipun perusahaan tidak akan mengomentari secara spesifik diskusinya dengan pemerintah AS, dia yakin bahwa Tiktok memenuhi seluruh masalah keamanan nasional AS yang masuk akal.

Dia juga menjelaskan bahwa meskipun karyawan yang berbasis di China memiliki akses data publik yang diposting oleh pengguna, mereka tidak akan memiliki akses terhadap informasi pribadi. Seluruh data publik, termasuk konten video dan komentar akan sangat dibatasi penggunaannya di bawah pengawasan yang dibentuk oleh pemerintah AS.

Anggota Senat Partai Demokrat yang memimpin Komite Intelijen Senat Senator Mark Warner menilai jauh lebih sulit untuk memblokir data TikTok secara teknis saat ini daripada lima atau enam tahun yang lalu karena popularitas aplikasi telah melonjak.

"Beban pembuktian bahwa Tiktok benar-benar dapat memisahkan data warga AS, terutama jika kodenya masih ditulis di China, masih akan sulit dilakukan,” jelasnya.

Menurutnya, China memiliki rekam jejak yang buruk dalam melindungi privasi pengguna. China telah berulang kali menunjukkan kemampuan untuk menciptakan keadaan pengawasan yang seharusnya menakuti kita semua.

Meskipun induk TikTok ByteDance telah mencoba menjauhkan diri dari pengaruh pemerintah China, namun Presiden Xi Jinping meluncurkan tindakan keras terhadap perusahaan swasta, khususnya di sektor teknologi.

Aplikasi streaming video yang memiliki sekitar 1 miliar pengguna ini dilarang di China, namun telah diawasi oleh pejabat AS sejak 2019 ketika Komite Investasi Asing di AS mulai meninjau merger antara ByteDance dan Musical.ly.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper