Bisnis.com, JAKARTA – Startup pengelolaan sampah Waste4Change mengumumkan meraih pendanaan Seri A senilai US$5 juta atau setara Rp76 miliar. Perusahaan rintisan ini sendiri menyasar pengelolaan sampah perusahaan, individu, dan instansi pemerintah.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan putaran pendanaan ini dipimpin oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama. Sejumlah investor juga terlibat dalam pendanaan tahap awal ini seperti Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.
Dia pun mengatakan dana segar ini akan dipakai untuk memperluas jangkauan mereka, dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan, serta mencapai lebih dari 2.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan. Hal ini akan melibatkan pengintegrasian lebih banyak teknologi digital ke dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material.
“Waste4Change juga akan memperkuat kemitraan dengan sektor persampahan informal di Indonesia yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (16/10/2022).
Sejak didirikan pada November 2014, perusahaan untuk memecahkan masalah sampah ini bertekad mencegah kebocoran limbah ke lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Saat ini perusahaan menjangkau 21 kota di Indonesia, mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun. Perusahaan telah mengumpulkan sampah dari 100 lebih klien B2B dan 3.450 lebih klien rumah tangga. Sejak 2017, telah memperoleh skor CAGR 55,1 persen.
Cara kerjanya, pelanggan diminta untuk memilah sampahnya sesuai dengan panduan Waste4Change. Kemudian, Waste4Change akan mengirimkan tim untuk datang ke lokasi mereka guna mengambil sampah secara langsung, kemudian memberikan laporan detail setelah proses selesai. Pelanggan juga memiliki pilihan untuk membawa sampah ke salah satu titik drop-off Waste4Change atau mengirim sampah mereka ke Waste4Change.
Waste4Change saat ini memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah. Perusahaan berencana untuk merekrut 52 orang tambahan ke dalam timnya dan melibatkan lebih dari 300 sektor informal dan UKM di sektor limbah.
“Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memberikan solusi dalam setiap kebutuhan pengelolaan sampah,” tambahnya.
Disebutkan dengan populasi lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia menghadapi masalah pengelolaan sampah terbesar di Asia Tenggara, dengan tingkat daur ulang berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih sangat rendah, yaitu 11-12 persen.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika hal ini akan segera berubah pasca regulasi atau kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah.
Baru-baru ini, pemerintah meluncurkan program Indonesia Bersih Sampah 2025 yang diresmikan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia 97/2017.
Aturan ini mewajibkan semua pihak untuk mendukung realisasi pengurangan sampah 30 persen dari sumbernya dan 7 persen sampah diolah. Target agresif pemerintah perlu dicapai sebelum akhir tahun 2025.
Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir, mengatakan, Waste4Change adalah pionir yang menyediakan solusi pengelolaan sampah end-to-end. Keberlanjutan adalah fokus utama tim, dengan komitmen yang ditunjukkan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Perusahaan ini telah mencapai kecocokan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang di seluruh negeri.
“Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30 persen di sumbernya, dengan 70 persen sisanya ditangani pada tahun 2025.” Tutup Pandu