Arahan Presiden Jokowi terkait Ekonomi Digital, John Riady: Sangat Relevan & Kontekstual

Kahfi
Selasa, 4 Oktober 2022 | 20:20 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Praktisi ekonomi digital menilai arahan yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan, sehingga mencapai sasaran dan berdampak secara riil di tengah banyaknya usaha rintisan yang berguguran.

Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi menilai dinamika ekonomi digital yang diwakili menjamurnya usaha rintisan di dalam negeri tidak selamanya mulus. Berbagai faktor, terutama terkait usaha yang tak sesuai kebutuhan serta kegagalan meraih permodalan sebagai penyebab rontoknya startup. Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan arahan terkait strategi pengembangan ekonomi digital ke depan, pada acara “BUMN Startup Day Tahun 2022” pekan lalu.

John Riady, praktisi ekonomi digital yang merintis Venturra Capital di bawah Lippo Group sekaligus praktisi industri kesehatan melalui PT Siloam International Hospital Tbk. (SILO), menilai arahan presiden terkait usaha rintisan itu tepat sasaran.

“Apa yang diungkapkan Presiden Jokowi merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan agar berdampak secara riil. Sebab semakin ke sini, ada fenomena besar terkait bergugurannya usaha teknologi digital. Sebaliknya, digitalisasi ekonomi ke depan masih merupakan keniscayaan,” kata John, dikutip pada Selasa (4/10/2022).

Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengatakan mayoritas kegagalan usaha rintisan akibat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar dan seolah kehabisan nafas karena kalah berkompetisi. Hal paling relevan saat ini, jelas presiden, para pelaku usaha rintisan harus bergerak mengikuti kondisi global dan nasional, di mana terjadi krisis pangan, energi, kesehatan, hingga finansial.

Sayangnya, saat ini porsi ekonomi digital terkait hal fundamental seperti pangan masih memiliki porsi minim dibandingkan tekfin. Sektor fundamental lain yang disorot presiden adalah keterlibatan usaha rintisan untuk mengungkit kualitas layanan kesehatan masyarakat. “Kita ini negara dengan 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat? Telemedisin bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform dengan aplikasi,” kata Presiden Jokowi.

Karena itu, tambah John, arahan dan pidato Presiden Jokowi terkait usaha rintisan sangat relevan sekaligus kontekstual. “Dengan pernyataan itu, Presiden Jokowi semakin memperjelas dan mempertegas strategi pengembangan ekonomi digital yang bakal ditempuh,” ungkap John.

Di lain sisi, berkaca dari upaya Lippo Group di sektor ekonomi digital melalui lengan investasi Venturra Capital, John menilai ada banyak kesamaan strategi sebagaimana diharapkan presiden. Investasi yang digelontorkan Lippo Group selama ini, tegasnya, selalu mengacu kepada prinsip solutif dan inspiratif.

“Artinya, usaha rintisan yang dibekali permodalan oleh Venturra Capital itu harus benar-benar membawa solusi bagi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, kami juga menilai sang pendiri usaha rintisan secara obyektif, mereka yang memiliki inspirasi mengatasi problem masyarakat, itulah yang sejalan dengan kami,” tukas John.

Sementara itu, sejak berdiri tujuh  tahun lalu Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi seperti Ruangguru, OVO, Zilingo, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA, hingga unicorn Grab. John mengatakan, dalam praktiknya, Venturra Capital tidak hanya fokus melakukan pendanaan terhadap startup dalam negeri saja, tapi juga mancanegara. Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara.

Di sisi lain terkait pengembangan ekonomi digital pada sektor kesehatan, John mengungkapkan keresahan Presiden Jokowi adalah lumrah. Sebab, berkah kemajuan teknologi digital selayaknya bisa meningkatkan taraf kesejahteraan sekaligus kemajuan bagi masyarakat. “Dan sektor kesehatan merupakan hal vital meraih cita-cita tersebut,” kata John.

Sejauh ini, SILO menjadi pionir layanan digital kesehatan atau telehelath yang langsung digawangi rumah sakit. Melalui aplikasi MySiloam memungkinkan pasien SILO untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.

Kehadiran MySiloam inipun memberikan dampak cukup besar bagi perluasan layaan kesehatan SILO. Bahkan, riset yang diterbitkan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan keberadaan MySiloam akan menjadi penopang kinerja rumah sakit di bawah Lippo Group itu.

Buktinya, terjadi peningkatan signifikan layanan berbasis digital MySiloam. Pada 2021, pemeriksaan pasien melalui MySiloam melesat 546 persen secara yoy (year on year), dan sejak awal tahun 2022 akses pasien di MySiloam terus bertumbuh.

Dengan memanfaatkan gawai, para pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medis sehingga proses penanganan dapat berkesinambungan. MySiloam merupakan jembatan antara pasien dengan layanan rumah sakit, sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan jarak jauh yang terhubung dengan 1.000 dokter.

Melalui pengembangan layanan digital kesehatan MySiloam, John mengungkapkan Lippo Group berupaya agar pemanfaatan teknologi digital pun bisa memperkuat layanan kesehatan konvensional. “Terbukti, melalui MySiloam, Lippo Group menawarkan solusi bagi keterbatasan akses layanan kesehatan di manapun,” tutup John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper